Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Kresna Menghormat Gatotkaca

Kompas.com - 14/02/2011, 04:41 WIB

Dalam pewayangan, Gatotkaca selalu menghormat uaknya Prabu Kresna, Raja Dwarawati yang amat sakti dan sesepuh Pandawa yang amat berpengaruh. Namun, kalau suatu saat Gatotkaca palsu bertemu dengan Kresna yang juga palsu, sebaliknyalah yang terjadi. Gatotkaca meminta Kresna untuk menyembahnya dan Kresna palsu itu pun bersedia melakukannya.

Itulah yang terjadi dalam pergelaran wayang orang dengan lakon ”Kresna Gatotkaca Kembar” yang dipentaskan di Gedung Kesenian Jakarta, Minggu, 6 Februari lalu.

Orang dapat saja mengatakan, dalam wayang orang lakon nomor dua, yang lebih utama adalah penampilan tari dan seni bertutur atau ontowacono-nya. Namun, sebagian justru menganggap ceritalah yang pertama-tama menggugah orang untuk menonton.

Lakon ”Kresna Gatotkaca Kembar” memang bukan cerita arus utama dalam Mahabarata yang memayungi cerita pewayangan sebagaimana Ramayana. Namun, sebagaimana halnya cerita-cerita carangan (gubahan) lain, ia memperkaya bangunan utama pewayangan dengan variasi hingga para pencinta atau connoisseur wayang tidak bosan karena mendapat variasi cerita baru yang segar.

Dari lakon ini orang boleh menduga, kerajaan salah satu tokoh utama tidaklah semasyhur Hastina, tetapi Purwantoro. Inilah kerajaan yang dipimpin Prabu Donolayu yang kemudian menyaru sebagai Prabu Kresna. Ia melakukan hal itu karena putri boyongan yang akan ia peristri hanya bersedia diperistri kalau persyaratan/bebono yang ia ajukan bisa dipenuhi oleh Donolayu. Bebono yang diminta Dewi Rosowulan dan Rosowati ini tak main-main, yaitu Dewi Woro Sembodro (istri Arjuna, adik Kresna) dan pusaka sakti milik Prabu Puntadewa, raja dan putra sulung Pandawa.

Penggubah cerita ini tentu amat memahami kisah pewayangan karena meski carangan, logikanya banyak yang kena meski ada juga yang kurang masuk akal. Prabu Donolayu menyaru sebagai Prabu Kresna dan adiknya, Dewi Sri Danuretno, menyaru sebagai Gatotkaca. Aksi pencurian mereka berlangsung mulus, Kresna bisa memboyong Sembodro karena para staf dan pengawal Madukoro tak bisa menghalangi Prabu Kresna mengajak Sembodro, adiknya sendiri, ke Dwarawati guna mengobati rasa rindu istrinya kepada Sembodro. Upaya Larasati dan pengawal lain untuk mencegah aksi Kresna palsu tidak berhasil.

Sementara itu, penyamaran Gatotkaca palsu untuk mencuri pusaka Jamus Kalimasada juga mulus karena Gatotkaca mengaku diutus oleh sesepuh Pandawa (yang saat itu sedang di luar istana untuk membangun Candi Sapta Argo) untuk meminjam pusaka itu dari Dewi Drupadi.

Untunglah Kresna asli selalu tanggap waskita, hingga ia bersama dengan Gatotkaca asli dapat mengungkap kasus pencurian ganda di atas setelah diberi tenggat oleh Bima. Ya, tentu saja begitu cerita mesti berjalan. Namun, yang tidak kalah penting adalah penggarapan detailnya.

Sebelum berhadapan dengan tokoh yang dipalsukan, Kresna dan Gatotkaca palsu terlibat adu mulut sebelum mencapai kesepakatan (deal), di mana ”Kresna” menjadi saudara muda ”Gatotkaca” hingga manakala di depan umum ia harus mengaturkan sembah kepada ”Gatotkaca”.

Kelucuan muncul saat masing-masing bertemu dengan tokoh asli. ”Gatotkaca” menagih kesanggupan Kresna untuk menyembah dirinya saat bertemu, tetapi tentu saja Kresna (asli) menolak dan justru ini kunci untuk mengetahui bahwa ”Gatotkaca” yang ia hadapi palsu. Demikian pula saat Gatotkaca (asli) menemui ”Kresna” (palsu). Saat ia ingin mengaturkan sembah, karena demikian lazimnya, ”Kresna” (palsu) justru merunduk karena—mengikuti kesepakatan—ia justru yang harus menyembah. Gatotkaca pun merunduk lebih rendah lagi dan diikuti oleh ”Kresna” hingga akhirnya kedua wayang ini sama-sama menelungkup (ndelosor) di panggung. Namun, akhirnya justru dari sinilah Gatotkaca (asli) tahu bahwa yang ia hadapi adalah ”Kresna” palsu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com