Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri Diragukan Jerat Si Pemberi Uang

Kompas.com - 11/01/2011, 19:40 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dinilai tidak akan mampu mengungkap sosok pemberi uang ke Gayus Halomoan Tambunan untuk membuat paspor maupun pelesiran ke luar negeri. Pasalnya, hingga saat ini Polri dinilai tidak mampu mengungkap asal-usul uang Rp 100 miliar milik Gayus.

"Logikanya, tidak mungkin orang yang beri uang adalah orang di luar konflik kasus (mafia pajak) ini. Sepanjang dia berada di lingkaran kasus ini, sepanjang Polri masih menanganinya, maka tidak mungkin kasus ini akan terbongkar," ucap Donald Fariz, aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) ketika dihubungi Kompas.com, Selasa (11/1/2011).

Donald mengatakan, dapat aksesnya Gayus memperoleh uang 100.000 dollar AS untuk membuat paspor semakin menguatkan adanya berlapis-lapis kepentingan pihak tertentu terhadap Gayus. Selama kasus Gayus masih berada di Polri, menurut Donald, Gayus akan terus mendapat akses uang maupun akses lain dari berbagai pihak.

"Saya pikir tidak ada pilihan, penanganan kasus Gayus oleh KPK untuk hilangkan konflik kepentingan. Sampai saat ini, seolah-olah Gayus dan pihak-pihak tertentu merasa terlindungi," kata dia.

Ketika dimintai tanggapan atas pernyataan Kepala Bareskrim Polri Komjen Ito Sumardi bahwa penyidik masih mengumpulkan bukti untuk menjerat pemberi uang, Donald meragukan pernyataan itu.

"Karena, dalam kasus Gayus banyak janji-janji belaka. Janji 10 hari tangani kasus pelesiran ke Bali, apa itu tuntas? Saya pikir tidak. Saya juga pesimistis kasus pelesiran jilid dua bisa terbongkar karena Gayus dapat akses dari orang-orang kuat," kata Donald.

Seperti diberitakan, menurut Polri, Gayus menggelontorkan uang 100.000 dollar AS untuk membuat paspor atas nama Sony Laksono pada Juli 2010 . Hal itu terungkap setelah Polri menangkap calo berinisial A. Calo itu mendapat bagian sebesar 2.500 dollar AS. Gayus lalu menggunakan paspor itu untuk pelesiran ke Malaysia, Singapura, dan Makau.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

    Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

    Nasional
    Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

    Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

    Nasional
    Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

    Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

    Nasional
    Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

    Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

    Nasional
    PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

    PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

    Nasional
    Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

    Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

    Nasional
    Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

    Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

    Nasional
    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

    Nasional
    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

    Nasional
    PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

    PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

    Nasional
    Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

    Nasional
    Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

    Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

    Nasional
    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

    Nasional
    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

    Nasional
    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com