JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam dua pekan terakhir, dinamika politik diwarnai kabar kedekatan dan intensifnya komunikasi politik antara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Demokrat.
Politikus senior PDI-P, Taufiq Kiemas bahkan mengakui bahwa partainya menjalin komunikasi yang semakin intens untuk menjajaki kemungkinan berkoalisi dengan Demokrat pada tahun 2014. Namun, dalam orasi politiknya, Senin (10/1/2011), Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dengan tegas menyatakan bahwa partainya tetap konsisten pada pilihan oposisi.
"Seperti yang saya katakan di Bali, tidak akan pernah menjadi bagian dari kekuasaan yang tidak berpihak kepada wong cilik," kata Mega disambut tepuk tangan meriah kader PDI-P, dalam peringatan HUT Ke-38 PDI-P di Kantor DPP PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan.
Meributkan koalisi, menurut Mega, merupakan penyakit kronis yang muncul beberapa waktu terakhir.
"Ini menegaskan semakin meluasnya cakupan mental yang melanda negeri ini," katanya.
Fenomena itu juga dinilai bahwa ada kecenderungan penggalangan kekuasaan ditempatkan sebagai sesuatu yang lebih penting ketimbang mengurusi kepentingan rakyat.
"Saya tegaskan bahwa cita-cita yang melekat dalam sejarah partai kami jauh lebih besar dari sekadar urusan kursi di parlemen, sejumlah menteri, ataupun Istana Merdeka," kata Mega.
Meski memilih oposisi, dia meyakini, PDI-P akan mencapai masa keemasan. Oleh karena itu, dia mengingatkan seluruh kader partai agar tetap berbangga berada dalam pilihan posisi tersebut.
"Kami bangga meski bukan bersekutu dengan kekuasaan, tapi ketika bersama-sama menangis dan bersama-sama tertawa dengan rakyat," kata Mega.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.