Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas HAM: Ke Mana Dana "Jugun Ianfu"?

Kompas.com - 10/12/2010, 15:47 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia tengah menyelidiki penggunaan dana Rp 24 miliar untuk perempuan eks jugun ianfu yang disumbangkan Jepang selama 1997-2007 melalui Departemen Sosial kala itu, yang kini berubah nama menjadi Kementerian Sosial.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Hesti Armiwulan, mengungkapkan, jika terdapat fakta penyalagunaan dana eks jugun ianfu oleh Kementerian Sosial, Komnas HAM akan merekomendasikan agar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusutnya. "Kalau ada temuan mengenai itu, Komnas HAM akan merekomendasikan itu ke KPK untuk diusut," ujar Hesti di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, Jumat (10/12/2010).

Penggunaan dana jugun ianfu Rp 24 miliar oleh Departemen Sosial menjadi perhatian Komnas HAM karena selama ini para eks jugun ianfu yang terdata Komnas HAM mengaku tidak pernah menerima dana tersebut secara langsung. Padahal, kata Hesti, dana itu merupakan hasil perjuangan eks jugun ianfu selama bertahun-tahun.

"Bukan masalah jumlah uangnya, tapi ini kan haknya korban, kompensasi yang harus diterima korban, mereka berjuang untuk dapat kompensasi," paparnya.

Rupanya, lanjut Hesti, menurut keterangan Departemen Sosial, dana Rp 24 miliar untuk eks jugun ianfu yang disalurkan tersebut akan diperuntukan bagi pembangunan panti asuhan. Namun, bagaimana realisasi pembangunan panti asuhan tersebut, belum diketahui Komnas HAM.

"Kami baru memliki data peruntukannya, tapi belum minta data tentang realitasnya. Apakah betul dana sejumlah itu untuk pembangunan, realisasinya untuk panti jompo?" kata Hesti.

Dana Rp 24 miliar yang dikumpulkan sebuah komunitas di Jepang itu dimaksudkan sebagai suatu kompensasi dari Pemerintah Jepang atas tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang dilakukan tentara Jepang terhadap jugun ianfu pada masa lalu. Jugun ianfu adalah wanita pribumi yang menjadi korban kekerasan perang sejak 1942.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com