Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Harus Tanyai Sultan

Kompas.com - 03/12/2010, 17:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Status Yogyakarta sebagai daerah istimewa bukan main-main. Peran sejarahnya untuk Republik Indonesia yang membawa Yogyakarta menjadi daerah istimewa tak bisa dikesampingkan begitu saja.

Oleh karena itu, jika ingin mengubahnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seharusnya bertanya kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai pemegang keistimewaan itu.

"Menurut saya, daerah yang istimewa, maka yang berlaku kalau bicara soal kedaulatan, maka kedaulatan kesultanan. Tidak mungkin tidak bisa keputusan apa pun untuk di Yogyakarta tidak boleh diputuskan oleh Presiden saja," ungkap mantan Ketua Pansus RUU Pemerintahan Daerah Agun Gunanjar di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jumat (3/12/2010).

Pilihan lainnya, politisi Golkar ini mengatakan, keputusan penetapan Sultan sebagai gubernur bisa saja langsung diambil. Mekanismenya dikembalikan kepada kesultanan yang pasti memiliki norma dan aturan untuk memilih Sultan. Namun, Agun mengatakan, ke depannya perumusan RUU ini harus dikerjakan dengan benar.

Komisi II DPR RI yang nanti akan membahasnya wajib mendengarkan masukan dari berbagai stakeholder tentang keistimewaan Yogyakarta.

Pengamat politik Siti Zuhro dari LIPI juga mengatakan, pemerintah pusat tidak bisa sewenang-wenang menentukan nasib DI Yogyakarta. Karena user-nya adalah DI Yogyakarta, rumusan RUU harus dikonsultasikan sedemikian rupa ke publik untuk menghindari polemik berkepanjangan di tengah situasi bencana.

"DIY akan jadi borok yang menganga kalau tidak diberi kepastian. Saya melihat sekarang agak terobati, tapi belum tuntas. Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri tugasnya masih besar karena tak mungkin selesaikan soal DIY hanya dari perspektif pemerintah pusat. Kalau dipaksakan, akan sangat bahaya," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    [POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

    Nasional
    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

    Nasional
    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

    Nasional
    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

    Nasional
    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

    Nasional
    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

    Nasional
    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

    Nasional
    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

    Nasional
    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

    Nasional
    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

    Nasional
    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

    Nasional
    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

    Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

    Nasional
    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com