Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras Minta Basrief Gandeng Komnas HAM

Kompas.com - 28/11/2010, 18:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan atau KontraS meminta Jaksa Agung baru, Basrief Arief untuk dapat membangun kerjasama dengan Komnas Hak Asasi Manusia. Hendaknya, kerjasama dengan Komnas HAM tersebut menjadi prioritas utama Jaksa Agung agar kasus-kasus pelanggaran HAM berat dapat segera dituntaskan.

"Membangun kerjasama dengan Komnas HAM agar berkas-berkas penyidikan bisa dilanjutkan, memanggil ahli hukum HAM internasional untuk saran penuntasan kasus," ujar Staf Divisi Pemantauan Impunitas KontraS, Chrisbiantoro dalam jumpa pers di KontraS, Jalan Borobudur, Jakarta Pusat, Minggu (28/11/2010).

Dikatakan Chrisbiantoro, hingga kini terdapat lima kasus pelanggaran HAM berat yang belum diselesaikan Kejaksaan Agung yakni kasus Trisakti, peristiwa Mei 1988, penculikan dan penghilangan paksa aktivis 1997-1998, peristiwa Talangsari, dan peristiwa Wasior-Wamena. "Situasi ini terjadi sejak Jaksa Agung Abdurrahman Saleh, Hendarman Supandji, sejak 2002-2008 Kejaksaan Agung sudah empat kali kembalikan berkas penyelidikan ke Komnas HAM," katanya. "Itu bertentangan dengan tugas dan mandat Kejaksaan Agung dalam penuntasan pelanggaran HAM berat," tambah Chris.

Kerjasama Kejaksaan Agung dan Komnas HAM kata Chris, salah satunya bisa dilakukan dengan saling melibatkan. Komnas HAM melibatkan Kejaksaan Agung dalam penyelidikan pelanggaran HAM dan sebaliknya, Kejaksaan Agung melibatkan Komnas HAM dalam penyidikan. Dengan kerjasama yang baik tersebut, lanjut Chris, juga dapat memperbaharui kepercayaan publik terhadap Kejaksaa Agung.

"Sekaligus bukti nyata kesungguhan melakukan reformasi institusi dan mengakhiri krisis penegakkan hukum dan HAM di Kejaksaan," imbuhnya.

Mengenai sosok Basrief Arief, menurut catatan KontraS, tidak ada hal buruk yang dapat mengancam penegakkan HAM dari seorang Basrief. Hanya saja, Koordinator Kontras, Haris Azhar menilai, Basrief tidak memiliki prestasi dalam menyelesaikan kasus kronis selama berkarir di Kejaksaan Agung. "Tapi sebagai warga negara yang baik, KontraS berharap ya," ucapnya.

Upaya penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat, kata Haris, seharusnya tidak menunggu sinyal-sinyal dari Presiden. "Karena ini mandat undang-undang bukan mandat politik. Semoga Jaksa Agung yang baru dia bisa tidak terpolitisasi," tambah Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    [POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

    Nasional
    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

    Nasional
    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

    Nasional
    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

    Nasional
    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

    Nasional
    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

    Nasional
    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

    Nasional
    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

    Nasional
    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

    Nasional
    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

    Nasional
    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

    Nasional
    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

    Nasional
    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com