Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengawasan Laut Indonesia Belum Ideal

Kompas.com - 15/08/2010, 21:20 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dirjen Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Pangkalan, Adji Sularso, mengungkapkan pengawasan wilayah perbatasan perairan RI masih jauh dari ideal. Pasalnya, sumber daya manusia serta infrastruktur masih terbilang minim.

"Kita akui kalau personil, sumber daya manusia, dan infrastruktur yang kita miliki saat ini masih sangat minim, sehingga pengawasan masih kurang maksimal," ujarnya, Minggu (15/8/2010), di Hotel JW Mariott, Jakarta.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) hingga kini, pemerintahan RI hanya memiliki 23 kapal patroli yang berukuran 28 m x 36 m. Setiap kapal tersebut diawaki oleh 15 anak buah kapal (ABK). Sementara itu, jumlah Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) di KKP masih berjumlah 900 orang.

"Idealnya dengan daerah perairan indonesia, kita punya 70 kapal patroli. Tapi tergantung dari APBN, supaya kita lebih mengefisiensikan kapal dan surveilence udara," ujar Ajie Sularso.

Ke depannya, Menteri Kelautan dan Perikanan akan memperjuangkan dana APBN operasi bersama yang melibatkan tim pengawas KKP dengan Angkatan Laut dan Angkatan Udara. "Kalau kita laksanakan itu bukan dua atau tiga kapal tapi ratusan kapal akan tertangkap. Kita akan ambil langkah itu (operasi bersama)," ujarnya.

Beberapa kapal patroli akan segera dipersenjatakan, saat ini para pengawas patroli laut tengah berlatih menggunakan senjata tersebut. "Kalau sekarang personil kita paling yang punya senjata. Satu kapal paling hanya satu yang pegang senjata. Ke depan, kapal akan segera dipersenjatai," ungkap Ajie.

Akibat minimnya personil dan infrastruktur yang dimiliki KKP, pemerintah sering kali kecolongan. Selama tahun 2009 ada 14 kasus kapal ikan Malaysia yang melakukan pelanggaran di perairan Natuna, Selat Malaka, dan perairan Kepri, dan hampir semuanya diputuskan kapal dirampas untuk negara. Sementara di tahun 2010, terdapat 10 kasus pelanggaran yang dalam proses hukum di perairan yang sama. Dalam setahun, Indonesia mengalami kerugian hingga Rp 20 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com