Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TNI, Butuh Naik Gaji atau Hak Pilih?

Kompas.com - 25/06/2010, 15:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Wacana pemulihan hak pilih bagi anggota TNI yang dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terus dikritik. Pengamat tata negara, Irman Putra Sidin, berpandangan, lontaran wacana itu tak menunjukkan sensitivitas atas kebutuhan TNI sendiri.

Menurutnya, apa yang dibutuhkan para prajurit TNI bukanlah pengembalian hak pilihnya. Lebih penting dari itu, para prajurit butuh perbaikan kesejahteraan.

"Wacana ini kan wacana berulang. Negara ini tidak berpikir apa kebutuhan tentara. Tentara tidak butuh hak pilih, tapi gajinya dinaikin. Daripada pegawai pajak saja yang gajinya dinaikin. Tentara itu tidak pusing dengan hak pilih. Kalau ditanya ke prajurit, pasti mereka milih naik gaji, uang lauk-pauk," kata Irman saat mengisi diskusi "Menyoal Hak Pilih TNI" di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (25/6/2010).

Irman mengatakan, TNI baru bisa dilibatkan secara aktif dalam ranah politik praktis setelah negara benar-benar menerapkan politik konstitusional.

"Kalau politik kita masuk ke dalam politik konstitusi, baru tentara bisa masuk. Tapi kehidupan politik kita masih kehidupan politik prostitusi. Biarkan saja TNI memperbaiki dirinya. Mengubah sistem harus karena ada kebutuhan. Jangan mengubah sistem untuk memanfaatkan kekuatan," katanya.

Selama 10 tahun pasca-Reformasi, TNI dinilai sebagai institusi yang berhasil melakukan reformasi di tubuh lembaganya. Ia berharap stabilitas dan independensi yang dibangun TNI saat ini tidak dirusak dan dipecah belah dengan menariknya ke dunia politik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

    Nasional
    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

    Nasional
    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

    Nasional
    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

    Nasional
    Ganjar Bubarkan TPN

    Ganjar Bubarkan TPN

    Nasional
    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

    Nasional
    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

    Nasional
    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

    Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

    Nasional
    Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

    Nasional
    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Halal Bihalal, Ganjar-Mahfud dan Elite TPN Kumpul di Posko Teuku Umar

    Nasional
    Pro-Kontra 'Presidential Club', Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Pro-Kontra "Presidential Club", Gagasan Prabowo yang Dinilai Cemerlang, tapi Tumpang Tindih

    Nasional
    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Evaluasi Mudik, Pembayaran Tol Nirsentuh Disiapkan untuk Hindari Kemacetan

    Nasional
    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Polri: Fredy Pratama Masih Gencar Suplai Bahan Narkoba Karena Kehabisan Modal

    Nasional
    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    SYL Ungkit Kementan Dapat Penghargaan dari KPK Empat Kali di Depan Hakim

    Nasional
    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Saksi Mengaku Pernah Ditagih Uang Pembelian Senjata oleh Ajudan SYL

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com