Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KRI Dewaruci Raih Penghargaan di Yunani

Kompas.com - 07/06/2010, 22:47 WIB

SURABAYA, KOMPAS.com - Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Dewaruci menyabet penghargaan "The Best Ship in Crew Parade" dalam parade pelayaran yang berlangsung di Kota Lavrion, Yunani, Sabtu (5/6/2010) waktu setempat.

"Penghargaan tersebut semakin lengkap setelah awak Dewaruci menduduki juara umum bidang olahraga di Lavrion," kata Kasub Dinas Penerangan Umum Koarmatim, Mayor Laut Kariono, di Surabaya, Senin (7/6/2010).

Di bidang olahraga awak KRI Dewaruci meraih dua medali emas dari bulu tangkis dan bola voli plus dua medali perak dari bulu tangkis dan tenis meja serta satu perunggu dari futsal.

Ajang yang diikuti 22 kapal tiang tinggi dari 16 negara itu menutup rangkaian parade pelayaran "Historical Seas Regatta 2010" yang berlangsung sejak 9 Mei 2010 dengan menyinggahi Volos (Yunani), Varna (Bulgaria), Istanbul (Turki), dan Lavrion (Yunani).

Kemenangan tersebut menjadi pelipur lara setelah dalam lomba layar, KRI Dewaruci, tidak berkutik melawan keperkasaan kapal layar berukuran besar "Dar Mlodziezy" dari Polandia, Mir (Rusia) dan Kaliakra (Bulgaria).

Dari tiga fase yang diikuti, rata-rata waktu tempuh KRI Dewaruci dua kali lipat lebih rendah dibandingkan dengan kapal-kapal tersebut. Hanya di fase 1 dari Volos menuju Varna, KRI Dewaruci mampu membuntuti kapal itu dengan selisih jarak di bawah 10 mil karena saat itu kecepatan angin sangat mendukung, yakni rata-rata 10-25 knot.

Kariono mengatakan KRI Dewaruci tidak bisa berbuat banyak bila kecepatan angin hanya 3 knot seperti yang sering terjadi di fase 2 (Varna-Istanbul) dan fase 3 (Istanbul-Lavrion).

Di samping desain bukan dikhususkan lomba, usia KRI Dewaruci sudah tidak kuasa lagi melawan alam sehingga di dua fase terakhir kapal hanya berputar di tempat.

Ketika kapal melaju pada kemiringan 20 derajat saja, air laut sudah masuk melalui celah-celah jendela yang sudah tidak kedap lagi sehingga pompa air yang berada di lambung kanan dan kiri segera difungsikan.

Kemudian satu demi satu layar kapal tersebut ditutup untuk mengurangi tekanan angin. Kapal layar yang sudah berusia 58 tahun itu hanya mampu bersaing dengan kapal layar Shabab (Oman) buatan 1971 dan kapal Alexander van Humboldt (Jerman) buatan 1906. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

KPU Bantah Dalil Sengketa Irman Gusman yang Ngotot Maju DPD

Nasional
Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Kontak Senjata hingga Penyanderaan Pesawat, Rintangan Pemilu 2024 di Papua Tengah Terungkap di MK

Nasional
Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com