Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukarelawan Gaza: Barang Kami Dirampok

Kompas.com - 07/06/2010, 17:22 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Tak hanya menembaki konvoi kapal kebebasan Turki, pasukan komando Israel juga turut merampas harta benda para sukarelawan yang hendak menuju Jalur Gaza untuk memberikan bantuan bagi rakyat Palestina.

Hal ini disampaikan sukarelawan Gaza asal Indonesia dari Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina dan jurnalis TV One, Muhamad Yasin, yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Senin (7/6/2010). Ketiga sukarelawan tersebut adalah H Ferry Nur, Muhendri Muchtar, dan Hardjito Warno.

"Kapal kami dirampok mereka. Sampai saat ini, HP, tustel (kamera) saya, dan barang-barang lainnya dirampas oleh mereka," keluh Ferry kepada para wartawan.

Hal senada disampaikan Yasin. "Semua (barang-barang) dirampas, termasuk beberapa kaset dokumentasi kami. Itu tidak dapat diselamatkan karena mereka memeriksa secara ketat," ujar Yasin.

Tak kapok

Setelah berbagai tindak kekerasan yang dialami, para sukarelawan dan jurnalis mengaku tidak kapok untuk kembali ke Palestina untuk menyalurkan bantuan. "Tidak ada rasa kapok. Yang jelas itu adalah momentum berharga ketika belum sampai di Gaza, tetapi kami sudah melihat apa yang benar-benar terjadi di Gaza," ujarnya.

Sementara itu, Hardjito mengaku siap kembali ke Gaza. Apa tidak takut diserang? "Tidak, justru syahid yang kita cari," ujar Hardjito mantap.

Jawaban senada juga disampaikan Ferry. "Insya Allah kita akan upayakan (kembali ke Gaza). Saya tidak kapok. Ini bagian dari perjuangan," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

    BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

    Nasional
    Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

    Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

    Nasional
    Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

    Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

    Nasional
    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

    Nasional
    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

    Nasional
    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

    Nasional
    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

    Nasional
    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

    Nasional
    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

    BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

    Nasional
    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

    Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

    Nasional
    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk 'Presidential Club'...

    Maksud di Balik Keinginan Prabowo Bentuk "Presidential Club"...

    Nasional
    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Resistensi MPR Usai PDI-P Harap Gugatan PTUN Bikin Prabowo-Gibran Tak Dilantik

    Nasional
    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    “Presidential Club” Butuh Kedewasaan Para Mantan Presiden

    Nasional
    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk 'Presidential Club', Tantangannya Ada di Megawati

    Prabowo Dinilai Bisa Bentuk "Presidential Club", Tantangannya Ada di Megawati

    Nasional
    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak Ada Rencana Bikin Ormas, apalagi Partai

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com