Oleh Effendi Gazali*
KOMPAS.com — Bahkan mereka yang selalu mendesak penuntasan kasus Bank Century kaget seribu bahasa mendengar Sri Mulyani Indrawati akan pergi!
Lazimnya, sejalan dengan waktu, sepotong demi sepotong puzzle itu akan terbuka. Tentu interpretasi setiap orang bisa berbeda. Namun, beberapa pejabat top di Kementerian Keuangan mengatakan kepada The Jakarta Post (6/5/2010) bahwa Sri Mulyani Indrawati (SMI) dipaksa untuk mundur dan ditawari Bank Dunia tugas sebagai jalan keluar terhormat.
SMI tak pernah punya rencana mundur dan belum pernah mengajukan lamaran ke Bank Dunia, tetapi ia diberi tahu Presiden hari Senin lalu untuk mengambil pekerjaan sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia.
Luar biasa aneh! Seseorang yang tak pernah mengajukan aplikasi tiba-tiba dimintakan izin oleh Presiden Bank Dunia Robert Zoellick, langsung kepada Presiden, untuk menempati sebuah posisi di Bank Dunia. Bank Dunia pula yang membuka cerita tersebut melalui peluncuran berita lewat situs mereka, Yudhoyono tinggal mengonfirmasi.
Secara resmi, Presiden mengumumkan SMI direstui untuk mengambil pekerjaan di Bank Dunia pada hari Rabu, 5 Mei.
Golkar bekukan
Belum habis kebingungan menguak permainan apa yang sesungguhnya sedang terjadi, anggota Fraksi Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, mengusulkan proses politik penyelesaian kasus Bank Century dibekukan! Dia menambah dengan embel-embel (Kompas, 7/5/2010): "Silakan bergerak di proses hukum, tetapi secara politik bisa saja itu ditunda."
Sebaliknya, Sekretaris Fraksi Partai Gerindra Ahmad Muzani menegaskan, proses politik kasus Bank Century belum akan berhenti. Walau dia mengakui, keinginan sebagian anggota DPR agar Sri Mulyani mundur sudah terpenuhi.
Jika berbagai elemen di atas dianalisis (aktor, agensi, taktik, dan kepatuhan pada obyek atau skenario tertentu, antara lain analisis Smith dan Fink pada Human Communication Research, April, 2010), terdapat tiga kategori sikap pengusung isu Century.