Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Besar Susno Duadji di Pagaralam Terkejut dan Prihatin

Kompas.com - 12/04/2010, 22:18 WIB

PAGARALAM, KOMPAS.com — Keluarga besar mantan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Susno Duadji di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, prihatin atas penangkapan yang dilakukan oleh petugas Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri di Terminal II, pintu D1, Bandara Soekarno-Hatta, Senin (12/4/2010) sore.

Hardi Duadji, adik kandung Susno, di Pagaralam, Senin malam, mengaku cukup kaget mengetahui informasi tersebut melalui pemberitaan televisi mulai Senin sore, dan pihak keluarga besarnya sendiri yang ada di Pagaralam merasa sangat terkejut.

"Kami baru tahu sore inilah kalau Kak Susno ditangkap, namun kami semua yakin kalau penangkapan itu tidak memiliki alasan yang tepat dan kuat, apalagi terkait tindakan kriminalitas yang pernah dia lakukan ataupun mau menghindar," kata dia.

Sebetulnya, kata dia lagi, kalau penangkapan itu dilakukan seperti yang terlihat di televisi tersebut, tentunya akan menimbulkan reaksi bukan hanya dari keluarga, melainkan juga dari masyarakat Indonesia umumnya.

Dia menyatakan, sebenarnya Susno sendiri mau berangkat ke luar negeri dengan tujuan memeriksakan kondisi kesehatan matanya.

"Kakak kami itu sebelumnya sudah pernah melakukan operasi mata, dan atas dasar saran dokter supaya rutin diperiksa, sehingga rencananya akan berobat ke Singapura, bukan mau melarikan diri atau ada hal lain di luar rencana pemeriksaan kesehatan," ujar dia pula.

Ia menilai aparat penegak hukum yang ada di Indonesia saat ini benar-benar tidak sesuai lagi dengan etika dan kode etiknya sebagai abdi masyarakat dan negara karena sudah banyak dipenuhi oleh mafia-mafia hukum yang seharusnya segera diungkap kasusnya satu per satu.

"Memang kondisi bangsa ini sudah sangat memprihatinkan, apalagi dengan penangkapan Susno secara semena-mena, tanpa ada alasan yang jelas," kata dia lagi.

"Keluarga kami di Pagaralam lebih banyak berdoa, karena dengan keadaan ini sulit bagi siapa pun untuk membantu kecuali yang Maha Kuasa. Allah SWT selalu bersama, dan kami hanya bisa berdoa semoga keadilan tetap ditegakkan di negara Indonesia ini," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Kekerasan Berdalih Disiplin dan Pembinaan Fisik di Sekolah Kedinasan Dianggap Tak Relevan

Nasional
Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Kekerasan di STIP Wujud Transformasi Setengah Hati Sekolah Kedinasan

Nasional
Ganjar Bubarkan TPN

Ganjar Bubarkan TPN

Nasional
BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

BNPB: 13 Orang Meninggal akibat Banjir dan Longsor di Sulsel, 2 dalam Pencarian

Nasional
TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

TNI AU Siagakan Helikopter Caracal Bantu Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Nasional
Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong 'Presidential Club'

Prabowo Diharapkan Beri Solusi Kuliah Mahal dan Harga Beras daripada Dorong "Presidential Club"

Nasional
Ide 'Presidential Club' Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Ide "Presidential Club" Dianggap Sulit Satukan Semua Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com