Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilih Tjahjo, Mega Tambah Beban Partai

Kompas.com - 09/04/2010, 13:02 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com — Banyak pihak kecewa dengan komposisi kepengurusan DPP PDI-P periode 2010-2015. Formasi karya Megawati Soekarnoputri ini tidak memuaskan karena dinilai tak mampu memenuhi cita-cita transformasi seperti yang terkandung dalam pidato Mega di pembukaan Kongres III PDI-P.

Apalagi dengan memasukkan nama Tjahjo Kumolo dan Emir Moeis dalam susunan kepengurusan. Pasalnya, keduanya diduga terlibat dalam kasus traveller's cheque Miranda Goeltom. "Itu yang saya kira tidak terlalu sensitif bagi Mega untuk melihat ini," ujar pengamat politik dari UGM, Ari Dwipayana, Jumat (9/4/2010).

Menurutnya, kasus traveller's cheque Miranda Gultom sudah menjadi sorotan publik. Seharusnya Mega bisa menjadikan kasus yang melibatkan cukup banyak elite PDI-P itu sebagai momentum untuk merestorasi citra partai. Momen itu bisa dicapai dengan memilih orang-orang yang bersih menurut publik.

"Kalau dia pilih orang yang punya kaitan diduga dengan kasus korupsi itu kan menjadi beban baru. Bebannya semakin besar karena harus menghadapi persepsi publik terkait citra," katanya. "Itu kan kerja tambahan meski dia tidak langsung terlibat, dia kan harus menghadapi opini," tambahnya lagi.

Ari melihat Mega sebenarnya sudah cukup akomodatif terhadap aspirasi internal dengan memilih orang-orang yang sekarang duduk dalam kepengurusan. Sayangnya, sikap menyenangkan pihak internal ini ternyata sulit melawan persepsi publik. "Dia bisa memenuhi keinginan daerah, sangat akomodatif, jamin kepentingan internal, tapi dia kan juga berkepentingan pada menciptakan citra baru PDI-P dan harapkan PDI-P punya pengurus yang bisa membangun image baru," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com