Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nyali Besar Boas Berujung Maut...

Kompas.com - 07/03/2010, 11:35 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Di mata rekan-rekan sesama anggota Densus 88 Brigade Mobil, Briptu Boas Woasiri dikenal sebagai prajurit yang tangguh dan bernyali besar. Jiwa gagah berani ini ditunjukkan dalam penyergapan teroris di daerah hutan kawasan Bayu, Lamkabeu, Seulimeum, Aceh Besar.

Namun, maut ternyata tak dapat ditolak. Keberanian dari Briptu Boas malah justru berakibat fatal baginya. Boas tewas diterjang peluru teroris dalam penyergapan oleh pasukan Densus.

Salah satu sumber di satuan Brimob menceritakan, sebelum diterjang rentetan tembakan mematikan, Boas sebelumnya juga sudah kena serempet timah panas kelompok teroris. "Dia sempat keserempet peluru tembakan teroris," katanya dalam perbincangan dengan Kompas.com, beberapa saat sebelum pemakaman Boas di Taman Makam Pemuliaan, Markas Pusat Pelatihan, Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (7/3/2010).

Boas masih beruntung kala itu. Terjangan peluru itu tak menghunjam organ penting tubuhnya. Meski terluka, Boas masih bisa bertahan dalam pertempuran itu. Malah, bukannya mengecilkan nyali, terjangan peluru itu malah membakar nyali dan membangkitkan keberaniannya. Boas berubah jadi buas. Ia kemudian berlari melakukan pengejaran para teroris yang menembakinya. "Mungkin emosi, dia langsung mengejar," tuturnya.

Perburuan Boas inilah yang akhirnya berujung maut. Tanpa berpikir lebih jauh terhadap risiko keselamatannya, Boas nekat mengejar kelompok teroris, bahkan hingga keluar dari ring yang dikuasai polisi. Aksi Boas ini terbilang nekat. "Dia kejar tanpa body armor. Mungkin dia pikir kebal, kali," terangnya.

Tak ayal, baku tembak pun kembali terjadi dalam pengejaran Boas, bahkan lebih besar dari sebelumnya. Namun, nasib beruntung tidak datang dua kali dan tak berpihak kepada Boas. Peluru timah panas kali ini bersarang menghunjam tubuh Boas. Ia akhirnya tewas dalam perburuannya di Lamkabeu, Seulimeum, Aceh Besar.

Sumber tersebut mengakui, Boas merupakan salah satu prajurit yang memiliki nyali dan kemampuan tempur yang luar biasa. Rekan-rekannya bahkan salut pada aksi yang diperlihatkan Boas dalam setiap praktik strategi pertempuran di lapangan. "Di muka perang, memang nyalinya besar sekali," ujarnya.

Nasib naas ini tak hanya datang ke Boas. Dua rekan Boas lainnya dari satuan Brimob Polda Aceh juga tewas dalam penyergapan tersebut. Bripda Darmansyah dan Bripda Suhandri Kusumo Malau ikut menjadi korban keberingasan kelompok teroris Aceh.

Bripda Darmansyah dan Bripda Suhandri Kusumo Malau lebih dulu dimakamkan di Aceh. Terhadap ketiga prajurit yang gugur di medan peperangan ini, kepolisian pun memberikan penghargaan dan penghormatan.

Briptu Boas Woasiri, Bripda Darmansyah, dan Bripda Suhandri Kusumo Malau diberi kenaikan pangkat dan penghargaan gelar Anumerta. Pangkat Boas yang sebelumnya brigadir satu menjadi brigadir. Sementara itu, Darmansyah dan Suhandri naik dari brigadir dua menjadi brigadir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Prabowo mengaku Punya Kedekatan Alamiah dengan Kiai NU

Nasional
Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show 'Pick Me Trip in Bali'

Imigrasi Deportasi 2 WN Korsel Produser Reality Show "Pick Me Trip in Bali"

Nasional
Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Prabowo Berterima Kasih ke PBNU karena Komitmen Dukung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Gus Yahya: Tak Ada Peran yang Lebih Tepat bagi PBNU Selain Bantu Pemerintah

Nasional
Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Gus Yahya: Ini Halal Bihalal Keluarga, Prabowo-Gibran Anggota Keluarga NU

Nasional
Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Data Penyelidikan SYL Diduga Bocor, KPK Akan Periksa Internal Setelah Febri Diansyah dkk Bersaksi di Sidang

Nasional
Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Prabowo Tiba di Acara Halal Bihalal PBNU, Diantar Gibran Masuk Gedung

Nasional
Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Gerindra Tegaskan Prabowo Belum Susun Kabinet, Minta Pendukung Tak Bingung

Nasional
Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Hadiri Halal Bihalal PBNU, Gibran Disambut Gus Yahya dan Gus Ipul

Nasional
Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Gempa Garut, Tenda Pengungsian Didirikan di Halaman RS Sumedang

Nasional
Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Anies Diprediksi Bakal Terima Tawaran Nasdem Jadi Cagub DKI jika Tak Ada Panggung Politik Lain

Nasional
9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

Nasional
KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

Nasional
BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

Nasional
BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com