Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasabah Century "Kuliti" Pimpinan Bank Mutiara dan LPS

Kompas.com - 10/02/2010, 13:32 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Para nasabah reksadana Bank Century mengaku sudah melakukan upaya mediasi dan meminta klarifikasi atas nasib uang mereka ke manajemen Bank Century baru yang telah beralih nama menjadi Bank Mutiara, Lembaga Penjamin Simpanan, Bank Indonesia, hingga Menteri Keuangan.

Kesempatan dipertemukan dalam satu forum pada rapat Pansus Angket Century, Rabu (10/2/2010) di Gedung DPR, Jakarta, tidak mereka sia-siakan. Nasabah Century, Z Siput, mengungkapkan segala janji dan pernyataan pimpinan Bank Mutiara dan LPS. Bagi dia, para pejabat itu merupakan "buron" nasabah. "Sulit sekali menemui bapak-bapak ini. Sangat sulit untuk bisa bertemu mereka. Mereka itu buron saya," kata Siput.

Lantas, ia mengatakan, Dirut Bank Mutiara Maryono pernah menyatakan kepadanya bahwa Bank Century memang harus tanggung jawab atas uang nasabah. "Tapi, oleh Pak Maryono saya diajak ke Pak Firdaus (pimpinan LPS). Pak Maryono pernah bilang, Bank Century harus tanggung jawab, tapi tidak tahu uangnya dari mana," papar Siput.

Mendengar pernyataan Siput, Maryono terlihat manggut-manggut.

Pernyataan lainnya mengenai keinginan mengganti uang nasabah, menurut Siput, pernah juga diungkapkan oleh Direktur Kepatuhan Bank Mutiara Erwin Prasetyo. "Kata Pak Erwin, kalau Menteri Keuangan memerintahkan membayar, mereka mau bayar. Ya sudah, bayar dong," ujar Siput.

Kesaksian Siput ini langsung dikonfrontasikan kepada Erwin yang juga hadir dalam forum yang sama. Saat ditanya, apakah benar pernah mengeluarkan pernyataan tersebut, Erwin menjawab bahwa pernyataannya tidak dalam kapasitasnya sebagai pimpinan Bank Mutiara. "Itu hanya pembicaraan secara pribadi. Jadi, hanya secara persaudaraan dan diskusi," kata Erwin.

Jawaban ini mengundang tawa sinis para nasabah Century.

"Serangan" terhadap pimpinan Bank Mutiara tak berhenti sampai di situ. Nasabah lainnya, Edo dan Sri Gayatri, juga melontarkan kata-kata keras terhadap Maryono yang dianggap lepas tanggung jawab.

Dalam pernyataannya, Maryono menegaskan bahwa persoalan nasabah reksadana tak ada kaitan dengan Bank Century. Nasabah-nasabahnya juga bukan nasabah Bank Century. "Saya tidak menyangka, seorang manajer bahkan direktur bank bisa bicara seperti itu. Bodoh sekali. Kenapa kok Anda lepas tanggung jawab. Kami ikut reksadana di Century, di loket Century. Bagaimana bisa tidak tanggung jawab?" kata Edo.

Pernyataan Gayatri tak kalah pedas. "Kalau jadi direktur cuma bisa ngomong gitu, kerja sama aku aja Pak, jadi tukang becak," lontarnya dengan nada tinggi.

LPS plin-plan

Nasabah Century juga mengkritik pernyataan pimpinan LPS, Firdaus Djaelani, yang dinilai tidak konsisten. Saat bertemu nasabah, Siput mengungkapkan, Firdaus menyatakan bahwa pihaknya tidak bisa sembarangan mengeluarkan uang karena uang LPS adalah uang negara. "Tapi, di Pansus saya lihat, Pak Firdaus bilang uang LPS bukan uang negara. Pejabat kok plin-plan seperti ini. Mau jadi apa negara ini?" kata Siput.

Para nasabah Century tetap bertahan bahwa Bank Mutiara harus mempertanggungjawabkan atas produk "bodong" yang dipraktikkan di kantornya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Prajurit TNI AL Tembak Sipil di Makassar, KSAL: Proses Hukum Berjalan, Tak Ada yang Kebal Hukum

Nasional
Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Demokrat Tak Keberatan PKS Gabung Pemerintahan ke Depan, Serahkan Keputusan ke Prabowo

Nasional
Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba, 5.049 di Antaranya Direhabilitasi

Nasional
Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Soal Kekerasan di STIP, Menko Muhadjir: Itu Tanggung Jawab Institusi

Nasional
Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Pertamina Goes To Campus 2024 Dibuka, Lokasi Pertama di ITB

Nasional
Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Demokrat Sudah Beri Rekomendasi Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jawa Timur

Nasional
14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

14 Negara Disebut Akan Ambil Bagian dalam Super Garuda Shield 2024

Nasional
Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Khofifah Ingin Duet dengan Emil Dardak, Gerindra: Kami Akan Komunikasi dengan Partai KIM

Nasional
Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Wamenkeu Sebut Pemilu 2024 Berkontribusi Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Nasional
Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Mensos Risma Janjikan 3 Hal kepada Warga Kabupaten Sumba Timur

Nasional
SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

SYL Renovasi Rumah Pribadi, tapi Laporannya Rumah Dinas Menteri

Nasional
Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Jaksa KPK Sebut Nilai Total Gratifikasi dan TPPU Gazalba Saleh Capai Rp 62,8 M

Nasional
Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta 'Rest Area' Diperbanyak

Ratas Evaluasi Mudik, Jokowi Minta "Rest Area" Diperbanyak

Nasional
Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Dugaan TPPU Hakim Gazalba Saleh: Beli Alphard, Kredit Rumah Bareng Wadir RSUD di Jakarta

Nasional
Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Anggota Bawaslu Intan Jaya Mengaku Disandera KKB Jelang Pemilu, Tebus Ratusan Juta Rupiah agar Bebas

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com