Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denny: Sri Mulyani Tak Mungkin Bicara 4 Jam

Kompas.com - 12/12/2009, 13:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Staf Ahli Bidang Hukum Kepresidenan Denny Indrayana menyatakan keraguannya terhadap kebenaran mengenai adanya rekaman pembicaraan Menteri Keuangan Sri Mulyani dengan pemilik Bank Century Robert Tantular sebagaimana dinyatakan Panitia Khusus Hak Angket Century di DPR.

"Walaupun begitu, sekali lagi saya sangat meragukan rekaman itu ada," kata Denny Indrayana dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (12/12/2009).

Menurut Denny, tidak mungkin bagi orang seperti Sri Mulyani bisa bicara panjang lebar selama empat jam. "Transkrip selama empat jam. Bisa dibayangkan, orang sekapasitas Ibu Sri Mulyani ngomong sampai empat jam," imbuhnya.

Meski demikian, orang dekat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mempersilakan Pansus Hak Angket Century di DPR untuk membuka dan menuntaskan pengusutan skandal Century tersebut, sepanjang data dari rekaman itu masih ada relevansinya dengan materi kasus itu sendiri.

Ia menyatakan bahwa Wakil Presiden Boediono dan Sri Mulyani tidak perlu mengundurkan diri atau pun nonaktif sementara karena negara kita tidak mengenal seorang pejabat negara setingkat wapres dan menteri bisa nonaktif. Selain itu, desakan mundur terhadap pejabat negara itu lebih kental muatan politis. Karena itu, ia mengimbau agar semua pihak bisa menghormati adanya peraturan tersebut.

Menurutnya, Boediono dan Sri Mulyani masih diperlukan guna pengembangan ekonomi ke depan. Dua orang tersebut juga masih mampu bekerja secara profesional, meski mendapat tekanan dari berbagai pihak terkait skandal Century ini. "Masih bisa bekerja. Ibu Ani dan Pak Boediono masih bekerja. Kabinet masih bekerja. Program 100 hari masih bekerja sebagaimana dalam evaluasi rapat kabinet kemarin. Hampir semua departemen berjalan. Ini indikator bahwa Bu Ani dan Pak Boediono masih bisa bekerja dengan baik," paparnya.

Sementara itu, anggota Pansus Angket Century DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Gayus Lumbuun menegaskan, rekaman dan transkrip pembicaraan Sri Mulyani dan Robert Tantular benar-benar ada. Gayus mengaku telah membaca seluruh transkrip percakapan tersebut.

Sebagaimana diketahui, rekaman itu didapat salah satu anggota Pansus Angket Century dari Fraksi Golkar Bambang Soesatyo. "Itu memang ada dan itu supaya diproses," kata Gayus.

Menurutnya, Pansus akan menampung seluruh informasi dan data terkait pengusutan skandal tersebut, tidak hanya soal rekaman itu.

Ada tidaknya rekaman itu, Pansus sendiri tetap akan memanggil semua pihak yang terlibat dalam skandal Century. (Persda Network/coz)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Sidang SYL, KPK Hadirkan Direktur Pembenihan Perkebunan Jadi Saksi

Nasional
Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Proyek Jet Tempur KF-21 Boramae dengan Korsel yang Belum Capai Titik Temu…

Nasional
Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Indonesia Kecam Serangan Israel ke Rafah, Minta PBB Bertindak

Nasional
Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Ganjar dan Anies Pilih Oposisi, Akankah PDI-P Menyusul?

Nasional
Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Kata Gibran soal Urgensi Adanya Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis

Nasional
Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Riwayat Gus Muhdlor: Hilang Saat OTT, Beralih Dukung Prabowo, Akhirnya Tetap Ditahan KPK

Nasional
Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Cek Hotel dan Bus Jemaah Haji, Menag: Semua Baik

Nasional
Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet pada Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com