Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Politisi Muda PPP Jateng Usul Lambang Kabah Diganti

Kompas.com - 29/10/2009, 17:57 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Eksistensi masa depan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ke depan, dinilai politisi muda partai berlambang Kabah di Jawa Tengah, semakin terancam. Oleh karena itu, perlu dilakukan reposisi lambang Kabah sebagai gambar PPP dan kalau perlu diganti gambar bumi atau gambar bintang.

Permintaan merubah gambar Kabah itu disampaikan politisi muda asal Rembang, Jawa Tengah, H Abdul Azis, Kamis (29/10) di Semarang. Sebagai juru bicara pengurus cabang PPP di Jateng seperti Rembang, Kebumen, Semarang, Pekalongan dan Magelang, Abdul Azis menilai, usulan itu wajar dan secepatnya akan disampaikan melalui surat resmi ke ke DPP PPP.

"Politisi muda di PPP sangat menghargai dan menghormati PPP menggunakan lambang Kabah. Sebagai rumah suci, Kabah disadari akhirnya terlalu suci sebagai lambang partai politik yang tujuannya lebih banyak untuk kepentingan duniawi semata," kata Abdul Azis yang juga Ketua DPC PPP Kabupaten Rembang.

Politisi muda PPP lainnya, Masruhan Samsurie menambahkan, maraknya kasus perbuatan tercela politisi, termasuk politisi PPP juga bertahannya indeks prestasi DPR sebagai lembaga terkorup di negeri telah mempertajam argumentasi reposisi lambang Kabah sebagai asas PPP. Dampaknya, penurunan perolehan suara PPP sangat siginifikan dengan meningkatnya perbuatan tercela para politisi.

Masruhan mengungkapkan, secara nasional perolehan suara PPP pada pemilu legislatif 2009 melorot di urutan enam. PPP hanya marup 5,5 juta suara menempatkan 39 kursi di DPR. Jumlah ini jauh dibanding pemilu 2004 yang mampu mempertahankan 58 kursi di DPR RI.

Di Jawa Tengah, PPP terancam jadi parpol bonsai setelah hasil pemilu 2009 hanya mendulang 926.938 suara atau meraih tujuh kursi. Jumlah ini berkurang lebih 600.000 suara dibanding pemilu 2004 yang bisa menempatkan 10 kursi di DPRD Jateng.

"Jangan ditanya soal peluang kursi di kabupaten dan kota, yang ada hanya dapat satu kursi di legislatif lokalnya," ujar Masruhan Samsurie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya di Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Ditanya Soal Progres Pertemuan Prabowo-Megawati, Gerindra: Keduanya Mengerti Kapan Harus Bertemu

Nasional
Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Gerindra Tangkap Sinyal PKS Ingin Bertemu Prabowo, tapi Perlu Waktu

Nasional
Mencegah 'Presidential Club' Rasa Koalisi Pemerintah

Mencegah "Presidential Club" Rasa Koalisi Pemerintah

Nasional
Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasdem-PKB Gabung Prabowo, Zulhas Singgung Pernah Dicap Murtad dan Pengkhianat

Nasional
Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Pengamat HI Harap Menlu Kabinet Prabowo Paham Geopolitik, Bukan Cuma Ekonomi

Nasional
PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

PDI-P Harap MPR Tak Lantik Prabowo-Gibran, Gerindra: MK Telah Ambil Keputusan

Nasional
Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang 'Toxic' di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Sepakat dengan Luhut, Golkar: Orang "Toxic" di Pemerintahan Bahaya untuk Rakyat

Nasional
Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Warung Madura, Etos Kerja, dan Strategi Adaptasi

Nasional
BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena 'Heatwave' Asia

BMKG: Suhu Panas Mendominasi Cuaca Awal Mei, Tak Terkait Fenomena "Heatwave" Asia

Nasional
Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang 'Online' dari Pinggir Jalan

Momen Unik di Sidang MK: Ribut Selisih Satu Suara, Sidang "Online" dari Pinggir Jalan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com