Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LSM Desak DPR Sahkan RUU Pengadilan Tipikor

Kompas.com - 19/05/2009, 14:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gabungan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang peduli dengan nasib Pengadilan Tipikor yang terancam ditiadakan menggelar aksi di depan Gedung KPK, Jakarta, Selasa (19/5).

Aksi "Menghitung Mundur Pengadilan Tipikor" ini sebagai bentuk protes karena pembahasan RUU Pengadilan Tipikor sangat lamban dan sepertinya tak ada kemauan Pansus DPR RI untuk menyelesaikannya. Pasalnya, hanya ada dua kali masa sidang pembahasan RUU ini, apalagi waktunya terpotong pelaksanaan pilpres.

Mereka melakukan aksi menghitung mundur 5 bulan lagi keberadaan Pengadilan Tipikor. Setelah menghitung mundur 5 kali, mereka menaburkan bunga sebagai bentuk keprihatinan akan ancaman hilangnya eksistensi Pengadilan Tipikor. Mengingat tenggat waktu yang diberikan oleh MK akan berakhir pada 19 Desember 2009. 

"DPR harus segera mempercepat pembahasan RUU Pengadilan Tipikor bila memang berkomitmen menyelesaikannya," ujar koordinator aksi, Firman Arifin, dari Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN) Firman Arifin di depan Gedung KPK, Jakarta.

Dikatakan Firman, seharusnya DPR melakukan langkah-langkah luar biasa demi selesainya pembahasan RUU ini. "Kalau mereka serius berkomitmen, seharusnya mereka bisa mengintensifkan dan memperpendek masa pembahasan," katanya.

Mereka juga mendesak DPR memprioritaskan materi pembahasan yang dianggap penting. Dalam aksi ini melibatkan beberapa LSM, seperti ICW, KRHN, LBH Jakarta, PuKAT FH UGM, dan YLBHI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com