BOGOR, KAMIS - Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia, pendidikan kewarganegaraan itu berisi antara lain mengenai pruralisme yakni sikap menghargai keragaman, pembelajaran kolaboratif, dan kreatifitas. Pendidikan itu mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam kerangka identitas nasional.
Hal itu diungkapkan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Komaruddin Hidayat dalam sidang kelompok pendidikan Kongres Kebudayaan Indonesia 2008, di Hotel Salak, Bogor, Kamis (11/12). Diskusi yang berpusat pada tema Kebudayaan untuk Kemajuan dan Perdamaian Menuju Kesejahteraan.
"Tanpa pendidikan kewarganegaraan yang tepat akan lahir masyarakat egois. Tanpa penanaman nilai-nilai kewarganegaraan, keragaman yang ada akan menjadi penjara dan neraka dalam artian menjadi sumber konflik. Pendidikan, lewat kurikulumnya, berperan penting dan itu terkait dengan strategi kebudayaan," ujarnya.
Komaruddin menambahkan, ada tiga fenomena bangsa-bangsa pasca Perang Dunia II. Fenomena pertama, saat bangsa-bangsa berfokus kepada nation-building atau pembangunan institusi negara secara politik. Di Indonesia, itu diprakarsai mantan Presiden Soekarno. Pendidikan arahnya untuk nasionalisasi.
Fenomena kedua, terkait dengan tuntutan memakmurkan bangsa yang kemudian mendorong pendidikan sebagai bagian dari market-builder atau penguatan pasar dan ini diprakarsai mantan Presiden Soeharto. Fenomena ketiga, berhubungan dengan pengembangan peradaban dan kebudayaan. Singapura, Korea Selatan, dan Malaysia sudah menampakkan fenomena tersebut dengan menguatkan pendidikannya untuk mendorong riset, kajian-kajian, dan pengembangan kebudayaan.
"Di Indonesia, dari pendidikan sebagai bagian dari fenomena politik dan kemudian ekonomi, sekarang malah seakan balik ke titik awal setelah kemerdekaan. Berbeda dengan dengan negara-negara tetangga kita tadi," ujarnya. Pendidikan merupakan upaya secara sadar untuk mengubah kebudayaan masyarakat sehingga meningkatkan peradaban. Pendidikan masuk ke ranah kebudayaan dan tidak terhenti pada ranah kelas dan Departemen Pendidikan Nasional.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.