Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edi Darnadi Calon Kabareskrim?

Kompas.com - 08/10/2008, 03:03 WIB

JAKARTA, RABU - Serah terima Jabatan Kapolri dari Jendral Sutanto kepada Jendral Bambang Hendarso Dhanuri akan dilaksanakan Kamis (9/10) di Markas Brimob Kepala Dua, Depok. Namun siapa yang bakal menduduki jabatan sebagai Kepala Bareskrim Polri menggantikan Bambang Hendarso, sampai sekarang belum terungkap. Mabes Polri masih menutut rapat calon pengganti Bambang Hendarso.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Abubakar Nataprawira mengaku tidak tahu siapa yang bakal ditunjuk untuk untuk menduduki kursi jabatan Kepala Bareskrim yang ditinggalkan Bambang Hendarso. "Yang jelas berpangkat Irjen," elak Abubakar ketika ditanya lebih lanjut tentang calon pengganti Bambang Hendarso, Selasa (7/10).

Abubakar hanya menyatakan, nama-nama yang bakal menggantikan Bambang Hendarso sebagai Kabareskrim tengah di godok oleh Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti). Setelah Wanjakti menentukan nama calon Kabareskrim, Kapolri akan mengeluarkan surat keputusan pengangkatan. Baru setelah itu, Polri akan mengumumkannya ke publik.

"Wartawan bisa menduga itu siapa yang bakal menggantikan Pak Bambang Hendarso sebagai Kabareskrim. Sampai detail nama-namanya dan perjalanan karirnya. Kalau saya hanya tahu, calon penggantinya adalah berpangkat Irjen," ujar Abubakar ketika ditanya tentag sejumlah nama jendral bintang dua yang disebut-sebut sebagai calon Kabareskrim.

Dua nama polisi berpangkat Irjen yang santer disebut-sebut sebagai calon Kabareskrim, yakni Susno Duaji dan Edi Darnadi. Irjen Susno Duaji adalah Kapolda Jawa Barat dan Irjen Edi Darnadi adalah mantan Kapolda Jawa Barat yang sekarang menjabat sebagai Wakil Irwasum Polri.

Susno Duaji merupakan lulusan Akpol angkatan 1977, sementara Edi Darnadi angkatan 1974. Ditilik dari senioritas, Edi Darnadi jauh lebih senior. Ia seangkatan dengan calon Kapolri Bambang Hendarso Dhanuri maupun Wakapolri Makbul Padmanegara. Ia juga pernah punya pengalaman sebagai Wakil Kabareskrim.

Sedangkan Susno, yang merupakan yunior Edi Darnadi, atau tiga angkatan lebih muda dari Edi Darnadi, dikenal memiliki track rekord yang cukup bagus dalam setiap mengembang tugasnya. Salah satunya adalah tugas sebagai Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) sebelum ditunjuk sebagai Kapolda Jabar. Ia juga memiliki rekam jejak di Reserse yang cukup panjang dan bagus.

Di luar itu semua, ada mekanisme yang sudah ditetapkan untuk pengkatan pejabat eselon I seperti Kabareskrim ini, yaitu dipilih dan diputuskan lewat Rapat Tim Penilai Akhir (TPA). Rapat TPA ini akan menyeleksi kandidat-kandidat Kabareskrim yang diusulkan Mabes Polri dari hasil rapat Wanjakti.

TPA adalah penentu akhir. Dalam TPA itu ada Wakil Presiden, Menkopolhukkam, Kepala BIN dan Sekretaris Kabinet. Kapolri sebagai pengguna akan dipanggil untuk dimintai pendapatnya, siapa yang paling cocok dari calon-calon yang ada. Itu artinya, calon Kabareskrim tidak hanya cukup berpengalaman teknis untuk memimpin reserse, juga harus punya jiwa kepemimpinan yang tinggi dan tentu mampu menjalin relasi keluar dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Berhaji Tanpa Visa Haji, Risikonya Dilarang Masuk Arab Saudi Selama 10 Tahun

Nasional
Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Kuota Haji Terpenuhi, Kemenag Minta Masyarakat Tak Tertipu Tawaran Visa Non-haji

Nasional
Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Sengketa Pileg, Hakim MK Sindir MU Kalah Telak dari Crystal Palace

Nasional
Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Wakil Ketua MK Sindir Nasdem-PAN Berselisih di Pilpres, Rebutan Kursi di Pileg

Nasional
PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

PDI-P Berada di Dalam atau Luar Pemerintahan, Semua Pihak Harus Saling Menghormati

Nasional
Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Dua Kali Absen, Gus Muhdlor Akhirnya Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Ganjar Tegaskan Tak Gabung Pemerintahan Prabowo, Hasto: Cermin Sikap PDI-P

Nasional
Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Kelakuan SYL Minta Dibayarkan Lukisan Sujiwo Tejo Rp 200 Juta, Bawahan Kebingungan

Nasional
Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Gibran Siap Berlabuh ke Partai Politik, Golkar Disebut Paling Berpeluang

Nasional
PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

PPDS Berbasis Rumah Sakit, Jurus Pemerintah Percepat Produksi Dokter Spesialis

Nasional
Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Polisi dari 4 Negara Kerja Sama demi Tangkap Gembong Narkoba Fredy Pratama

Nasional
Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Soal Peluang Duetkan Anies-Ahok, PDI-P: Masih Kami Cermati

Nasional
KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

KPK Kembali Panggil Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor, Singgung Jemput Paksa

Nasional
Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Hamas Minta JK Turut Serta dalam Upaya Damai di Palestina

Nasional
KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

KPU Pertanyakan Klaim PPP Kehilangan 5.000 Suara di Sulsel

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com