Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Belum Jadi Tempat Pembudayaan

Kompas.com - 24/07/2008, 20:17 WIB

JAKARTA, KAMIS - Pendidikan yang terjadi di sekolah-sekolah barulah proses pemberian pelajaran untuk dihafal dengan fasilitas dan prasarana pendidikan yang tidak memungkinkan terjadinya proses pembudayaan berbagai kemampuan, nilai, dan sikap warga masyarakat negara kebangsaan yang merdeka, demokratis, dan berkeadilan sosial. Akibatnya, apresiasi hasil  pendidikan terhadap keunggulan nilai humanistik, keluhuran budi, dan hati nurani menjadi dangkal.

Keprihatinan terhadap pendidikan yang belum mampu  mendorong kepada perkembangan kebudayaan dan peradaban Indonesia yang semakin baik seperti cita-cita pendiri bangsa ini diungkapkan Soedijarto pada acara peluncuran bukunya berjudul "Landasan dan Arah Pendidikan Nasional Kita" di Jakarta, Kamis (24/7).

Hadir dalam acara tersebut antara lain Siswono Yudo Husodo selaku Ketua  Pembina  Center For Indonesia Nastional Policy Studies, Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, pengamat pendidikan HAR Tilaar, dan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas Fasli Jalal.

Soedijarto yang juga Ketua Umum Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) mengatakan pembudayaan nilai-nilai dari bodoh menjadi pintar, tidak demokratis menjadi demokratis, dan sebagainya itu memerlukan dukungan fasilitas. ”Harus ada anggaran besar untuk mendukung pendidikan yang benar. Siswa harus diberi buku, ada lapangan luas untuk bisa berolahraga, lingkungan sekolah yang asri,” kata Soedijarto.

Siswono mengatakan pendidikan harus mampu didorong untuk menjadi agen pembentuk peradaban bangsa. Saat pendidikan di sekolah tidak membentuk manusia beradab, sementara pendidikan di luar sekolah semisal dari media massa juga mempertontonkan tayangan tidak mendidik, bangsa ini akan mengalami kemunduran besar.

Komarudin Hidayat mengatakan Indonesia mengalami kemunduran karena pembangunan saat ini justru kembali pada pembangunan dan politik. ”Seharusnya kita sudah maju bergerak untuk membangun pendidikan dan peradaban untuk membuat negara ini tidak tertinggal dari negara lain,” ujar Komarudin.

Jika pemerintah tidak berupaya memenuhi kewajiban konstitusional dalam pendidikan di tengah masyarakat yang belum memiliki kemampuan untuk berpartisipasi dalam pembiayaan pendidikan, nasib bangsa Indonesia akan tetap terpuruk dan cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kebudayaan nasional akan hanya menjadi impian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com