Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siap Kirim TNI ke Marawi, Pemerintah Diminta Antisipasi Reaksi ISIS

Kompas.com - 23/06/2017, 13:53 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bantuan militer Indonesia dalam upaya menanggulangi kelompok sayap Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Filipina dinilai sebagai dampak positif dari kinerja dan citra TNI di masyarakat internasional.

Hal ini disampaikan pengamat terorisme dari Univesitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, menanggapi kemungkinan diterjunkannya TNI ke Marawi, Filipina.

"Ini adalah konsekuensi dari sistem militer Indonesia yang bagus, masih ada semangat patriotisme," ujar Al Chaidar saat dihubungi, Jumat (23/6/2017).

"TNI bukanlah tentara praetorian (pelindung pemerintah) semata, bukan juga tentara bayaran. Tetapi TNI adalah penjaga keamanan kawasan Asia Tenggara yang reliabel dan bersahaja," kata dia.

Namun, Al Chaidar juga mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai reaksi jaringan ISIS yang ada di dalam negeri. Sebab, bantuan militer untuk Filipina dikhawatirkan akan memicu kemarahan jaringan ISIS yang ada di Indonesia terhadap TNI.

"Sudah pasti. Target mereka tidak lagi polisi saja sekarang, tapi juga TNI," kata Al Chaidar.

Al Chaidar menyarankan pemerintah juga memperkuat pengamanan di perbatasan dan juga di dalam negeri jika rencana mengirimkan pasukan TNI direalisasikan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah berkomunikasi melalui sambungan telepon dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, pada Rabu (21/6/2017) malam. Meski tidak dijelaskan secara rinci, komunikasi diasumsikan terkait bantuan Indonesia untuk membebaskan Marawi dari cengkeraman ISIS.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menilai, saat ini komunikasi Indonesia dan Filipina memang sedang mesra.

(Baca: Jokowi Telepon Duterte Semalam, Bahas Perbantuan TNI ke Marawi?)

Sejumlah daerah di Filipina Selatan saat ini memang dalam kondisi darurat. Militer Filipina masih belum memukul mundur kelompok sayap ISIS. TNI direncanakan diterjunkan ke selatan Filipina untuk membantu militer setempat dalam menggempur ISIS di sana.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pertemuan trilateral antara Indonesia, Filipina, dan Malaysia di Manila pada Kamis (22/6/2017) waktu setempat menyatakan Indonesia siap membantu menangani situasi yang terjadi di Marawi.

Langkah ini juga sebagai upaya mencegah dampak dari situasi tersebut ke negara-negara sekitar Filipina, termasuk Indonesia.

"Indonesia siap mendukung Filipina mencapai solusi yang berkesinambungan di Filipina Selatan," ujar Retno, seperti dikutip dari keterangan pers Kementerian Luar Negeri, Jumat (23/6/2017).

(Baca: Bertemu Pejabat Filipina, Menlu Retno Tawarkan Bantuan Indonesia untuk Marawi)

Kompas TV Indonesia Komitmen Bantu Penyelesain Konflik di Marawi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas: Progres Pembangunan IKN Tahap 1 Capai 80,82 Persen

Nasional
Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Hakim MK Cecar KPU RI Soal Ubah Aturan Tenggat Waktu Rekapitulasi Suara Pileg

Nasional
Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com