Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Bom Kampung Melayu Dianggap Rekayasa, Ini Tanggapan Kapolri

Kompas.com - 27/05/2017, 05:31 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menanggapi sejumlah netizen yang berkicau bahwa teror bom di Kampung Melayu hanyalah rekayasa.

Tito menganggap orang-orang yang berkata demikian tidak memahami budaya terorisme yang berkembang, tak hanya di Indonesia, tapi di belahan dunia lainnya.

"Kalau ada yang katakan rekayasa, (mereka) tidak paham jaringan ini. Tapi teman-teman intelijen tahu betul bagaimana dinamika kelompok ini, mana yang aktif dan mana yang tidak," ujar Tito dalam acara "Rosi" bertajuk "#KapolriDiRosi" di Kompas TV, Jumat (26/5/2017) malam.

Dalam peristiwa itu, tiga polisi gugur dan 12 orang lainnya mengalami luka serius. Tito mengatakan, mustahil polisi mengorbankan nyawa sendiri untuk merekayasa suatu kejadian ledakan bom.

Bahkan, kata Tito, sutradara sehebat apa pun tidak akan mampu merekayasa kasus seperti itu.

"Polisi-polisi bukan aktor, pelaku bom bunuh diri bukan aktor, tidak akan mungkin mereka mau direkayasan untuk bunuh diri," kata Tito.

(Baca juga: Mengapa Polisi Jadi Sasaran Teror Bom Kampung Melayu?)

Tito cukup lama berkecimpung menangani kasus terorisme, mulai dari menjadi Kepala Densus 88 Antiteror hingga Kepala Badan Nasional Penganggulangan Terorisme (BNPT).

Ia memahami betul ancaman ini sudah lama dan menjadi fenomena global.

Tito kemudian membandingkan serangan teror bom Kampung melayu dengan serangan bom di kawasan MH Thamrin, awal 2016 lalu.

Saat itu, ada aksi heroik polisi yang kejar-kejaran dengan pelaku dan juga baku tembak. Semua orang bisa melihat langsung, baik di lokasi maupun melalui televisi.

Sementara itu, hanya beberapa orang yang melihat langsung peristiwa pengeboman di halte Kampung Melayu. Bagi yang tidak berada di lokasi, kata Tito, mungkin menganggap ada keganjilan.

Terlebih lagi, kelompok teroris sekarang semakin canggih. Mereka memiliki pendukung yang memiliki jaringan dengan kemamluan mengelola media sosial.

"Bisa juga mereka melakukan konter atau propaganda dalam rangka glorifikasi kelompok pelaku teror dan mendeligitimasi pemerintah," kata Tito.

(Baca juga: Cerita Kapolri Batalkan Kunjungan ke Turki dan Arab Saudi karena Bom Kampung Melayu)

Padahal, kata dia, perang melawan terorisme yang sebenarnya adalah bagaimana memenangkan simpati publik. Jika dukungan melawan teroris muncul, maka kelompok mereka tidak akan menang.

Sebaliknya, jika masyarakat simpatik pada teroris, maka kelompok tersebut merasa punya dukungan untuk melakukan aksi susulan.

"Saya yakin publik tidak menolerir terorisme. Saya yakin mayoritas masyarakat tidak ada yang mau menolerir itu," kata Tito.

Kompas TV Jumat (26/5) sore, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mendatangi lokasi ledakan di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com