Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Putuskan Investasi dari China Diurus Luhut Panjaitan

Kompas.com - 23/05/2017, 19:02 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo menunjuk Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan sebagai menteri yang mengurusi investasi China di Indonesia. Penunjukan oleh Presiden Jokowi dilakukan dalam rapat terbatas di Istana Kepresidenan Bogor, Senin (22/5/2017) kemarin.

"Kemarin ditunjuk masing-masing satu. Pak Luhut itu mengurusi (investasi dari China)," ujar Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi Sapto Pribowo di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, Selasa (23/5/2017).

Sementara itu, untuk investasi dari Timur Tengah, Jepang serta Eropa, Presiden Jokowi belum menunjuk menteri sebagai pihak yang mengurusnya. Namun, Presiden akan segera menunjuknya dalam waktu dekat.

 

(Baca: Di China, Luhut Pamer Proyek Transportasi hingga PLTA di Indonesia)

Selain soal penunjukan itu, Jokowi juga memerintahkan Kapolri, Kepala BIN, Panglima TNI beserta tiga kepala staf TNI untuk turut mengamankan jalannya investasi yang masuk ke Indonesia. Tidak hanya dari China, namun juga dari negara lainnya.

"Investasi kan butuh stabilitas di dalam negeri. Nah karena itu Presiden memerintahkan Polri, TNI, BIN dan tiga kepala staf TNI untuk ikut mengamankan," ujar Johan.

"Konteks mengamankan ini adalah agar orang (pihak yang ingin berinvestasi) merasa aman, nyaman berinvestasi di Indonesia," lanjut dia.

Kompas TV Membaiknya iklim investasi di tanah air mulai banyak menarik perhatian investor asing. Hal ini sejalan dengan perbaikan rating yang diberikan beberapa lembaga, seperti Moody's. Sementara itu, di sisi konsumsi, belanja masyarakat pun terbukti andal ditengah kelesuan ekonomi. Dengan kondisi ini, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi tahun ini juga bakal melebihi target. Apalagi, sejumlah komoditas andalan Indonesia telah membaik harganya sejalan kenaikan harga minyak dunia. Meski begitu, pemerintah tetap mewaspadai fluktuasi ekonomi dunia. Ini terkait berbagai kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat dan juga kondisi ekonomi regional khususnya Tiongkok dan Jepang. Sementara itu, para ekonom juga mengingatkan tantangan dari dalam negeri, khususnya soal penerimaan pajak serta inflasi. Masih liarnya harga sejumlah kebutuhan akan diperparah dengan kebijakan harga terkait pencabutan subsidi tarif listrik. Tentunya target tersebut bisa terlampaui. Sehingga pertumbuhan ekonomi di tahun ini bisa melebihi realisasi tahun lalu dan tentunya bisa lebih dirasakan semua kalangan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

Nasional
Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

Nasional
'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

"Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

Nasional
Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

Nasional
Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

Nasional
Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

Nasional
Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

Nasional
Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Anggap Positif “Presidential Club” yang Ingin Dibentuk Prabowo, Cak Imin: Pemerintah Bisa Lebih Produktif

Nasional
Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta 'Selfie'

Jokowi Gowes Sepeda Kayu di CFD Jakarta, Warga Kaget dan Minta "Selfie"

Nasional
Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan 'Presidential Club'

Ketidakharmonisan Hubungan Presiden Terdahulu jadi Tantangan Prabowo Wujudkan "Presidential Club"

Nasional
Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Bela Jokowi, Projo: PDI-P Baperan Ketika Kalah, Cerminan Ketidakdewasaan Berpolitik

Nasional
Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya 'Clean and Clear'

Cek Lokasi Lahan Relokasi Pengungsi Gunung Ruang, AHY: Mau Pastikan Statusnya "Clean and Clear"

Nasional
Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Di Forum Literasi Demokrasi, Kemenkominfo Ajak Generasi Muda untuk Kolaborasi demi Majukan Tanah Papua

Nasional
Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada 'Presidential Club'

Pengamat Anggap Sulit Persatukan Megawati dengan SBY dan Jokowi meski Ada "Presidential Club"

Nasional
Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Budi Pekerti, Pintu Masuk Pembenahan Etika Berbangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com