Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Kasus Hambalang Diancam agar Tak Bocorkan soal Rapat di Hotel

Kompas.com - 22/05/2017, 13:30 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jaksa penuntut umum KPK menghadirkan Direktur Utama CV Rifa Medika Lisa Lukitawati sebagai saksi dalam sidang perkara korupsi proyek pembangunan Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Ia bersaksi untuk terdakwa Andi Zulkarnaen Mallarangeng alias Choel Mallarangeng.

Lisa dihadirkan kembali dalam sidang untuk dikonfrontasi dengan mantan anggota Komisi X DPR RI Angelia Sondakh alias Angie yang juga dihadirkan sebagai saksi.

Lisa ditanyakan soal pertemuan tertutup anggota Komisi X di Hotel Atlet Century, Jakarta, medio Mei-Juni 2010.

Saat itu, Lisa mengaku tidak mengetahui pasti apa yang dibahas dalam rapat tersebut. Namun, ada beberapa kata yang seingatnya dilontarkan Angie di sana.

"Ada kalimat Komisi X, ada kalimat anggaran, kalimat Rp 900 miliar, ada kalimat bahasa Indonesianya multiyears... Tahun jamak. Itu yang saya saksikan dan saya pahami," ujar Lisa saat dihadirkan dalam sidang di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (22/5/2017).

Angie mengaku lupa ada pertemuan di Hotel Century. Namun, ia memastikan tak ada lagi pertemuan di bulan Mei atau Juni 2010 karena anggaran dari Kementerian Pemuda dan Olahraga sudah turun pada Mei 2010.

Dalam sidang tersebut, Lisa juga mengklarifikasi soal adanya ancaman terhadap dirinya. Dalam sidang sebelumnya, ia mengaku diancam oleh sejumlah pihak.

Bahkan, Lisa sampai menangis saat bersaksi di depan persidangan. Jaksa kemudian meminta Lisa menjelaskan soal ancaman itu.

"Sebenarnya yang menakutkan, salah satu ancaman ke saya untuk tidak mengungkap pertemuan di Century oleh beberapa pihak. Pihak yang ancam saya beragam, ada tiga pihak," kata Lisa.

Lisa bertanya-tanya, apa pentingnya rapat tersebut sehingga ia diancam. Ia menyebut salah satu ancaman kepada dirinya, yakni oleh orang-orang yang melindungi Angie.

"Saya prihatin (dengan kabar itu), Angie tidak pernah intimidasi saya," kata Lisa.

"Kalau dari anggota DPR ada? Ancamannya bagaimana?" tanya jaksa.

Lisa menganggap ada juga tekanan dari DPR, namun ia tidak mengetahui persis namanya.

Kemudian, Lisa mengaku pernah mendapat ancaman dari seseorang bernama Muhammad Arifin pada 2011. Namun, ia tidak menyebutkan dari mana Arifin berasal.

"Yang di situ setiap dia bicara selalu pegang BAP Yulianis," kata Lisa.

Namun, ucapan Lisa dipotong oleh hakim ketua Baslin Sinaga. Hakim menganggap paparan Lisa tidak sesuai dengan agenda konfrontasi hari ini.

"Saksi diundang untuk konfrontasi, bukan menambahkan keterangan, ya," kata hakim Baslin kepada jaksa.

Akhirnya, pernyataan Lisa soal ancaman itu tidak dilanjutkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Hindari Konflik TNI-Polri, Sekjen Kemenhan Sarankan Kegiatan Integratif

Nasional
KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Gubernur Nonaktif Maluku Utara Tersangka TPPU

Nasional
Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Soal Kemungkinan Duduki Jabatan di DPP PDI-P, Ganjar: Itu Urusan Ketua Umum

Nasional
Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Kapolda Jateng Disebut Maju Pilkada, Jokowi: Dikit-dikit Ditanyakan ke Saya ...

Nasional
Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Jokowi dan Prabowo Rapat Bareng Bahas Operasi Khusus di Papua

Nasional
Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Kemenhan Ungkap Anggaran Tambahan Penanganan Papua Belum Turun

Nasional
PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

PAN Minta Demokrat Bangun Komunikasi jika Ingin Duetkan Lagi Khofifah dan Emil Dardak

Nasional
Tanggapi Ide 'Presidential Club' Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Tanggapi Ide "Presidential Club" Prabowo, Ganjar: Bagus-bagus Saja

Nasional
6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

6 Pengedar Narkoba Bermodus Paket Suku Cadang Dibekuk, 20.272 Ekstasi Disita

Nasional
Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Budiman Sudjatmiko: Bisa Saja Kementerian di Era Prabowo Tetap 34, tetapi Ditambah Badan

Nasional
PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

PAN Ungkap Alasan Belum Rekomendasikan Duet Khofifah dan Emil Dardak pada Pilkada Jatim

Nasional
Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Prabowo Hendak Tambah Kementerian, Ganjar: Kalau Buat Aturan Sendiri Itu Langgar UU

Nasional
Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Tingkatkan Pengamanan Objek Vital Nasional, Pertamina Sepakati Kerja Sama dengan Polri

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang 'Sapi Perah'

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Tak Jadi Ajang "Sapi Perah"

Nasional
Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Bukan Oposisi, tapi Kritikus

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com