Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Akan Bangun Lapas Baru yang Jauh dari Permukiman

Kompas.com - 06/05/2017, 19:27 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto mengakui, hampir semua rumah tahanan di Indonesia kelebihan kapasitas, termasuk Rutan Kelas II-B Pekanbaru, yang menjadi lokasi ratusan narapidana kabur.

"Ada yang kelebihan 50 persen, dan kelebihan 100 persen, kita sedang menangani itu. Sedang menata kembali untuk menertibkan lapas-lapas yang overload," ujar Wiranto di Jakarta, Sabtu (6/5/2017).

Wiranto mengatakan, salah satu cara untuk mengatasi overkapasitas lapas ini adalah dengan membangun lapas baru.

(Baca juga: Polisi Meringkus 159 Tahanan yang Kabur dari Rutan Pekanbaru)

Saat ini, lanjut dia, pemerintah tengah membangun lapas baru yang letaknya jauh dari permukiman warga.

Namun, ia mengaku tidak tahu persis berapa jumlah lapas yang akan dibangun. Ia meminta wartawan menanyakan secara detail mengenai hal ini ke Kementerian Hukum dan HAM.

"Kita sudah memilih beberapa lokasi di luar permukiman. Lapas-lapas kita ini kan peninggalan Belanda, dulu barangkali membangun lapas ini masih di pinggir kota," ucapnya.

Wiranto mengatakan, pembangunan lapas yang jauh dari permukiman warga ini sekaligus mencegah berbagai hal yang tidak diinginkan.

"Kalau interaksi itu masih terjadi dengan mudah dan gampang maka apa yang terjadi lapas menjadi pusat produksi narkoba. Lapas menjadi bagian dari proses sosialisasi aktivitas negatif," ucap Wiranto.

Sekitar 200 tahanan Rutan Klas IIB atau dikenal sebagai Rutan Sialang Bungkuk kabur tepat saat shalat Jumat (5/5/2017).

Tahanan yang masih dalam proses persidangan itu kabur seusai terjadi bentrokan di dalam rutan

Tahanan kabur diduga karena rutan kelebihan kapasitas. Rutan yang hanya memiliki 361 ruang dihuni 1.800 tahanan.

Selain itu, bentrokan diduga merupakan akumulasi kekecewaan yang telah disampaikan para tahanan dengan unjuk rasa.

Akhirnya, tahanan berteriak-teriak keluar dari kamar II B hingga mendobrak salah satu pintunya.

(Baca juga: Tahanan Kabur Dievakuasi Bertahap ke Lapas Pekanbaru)

Kekuatan pasukan yang diturunkan untuk menangani tahanan kabur itu yakni satu SSK dari Polresta Pekanbaru, dua SSK dari Brimobda Riau, satu SSK dari TNI, dan dua pleton anggota Sabhara Polda Riau.

Kepolisian Daerah Riau pun mengimbau ratusan tahanan Klas II B Pekanbaru yang kabur agar menyerahkan diri kepada petugas.

Masyarakat juga diminta melapor ke polisi apabila menemukan orang atau warga yang mencurigakan. 

Kompas TV Tahanan Kabur Akibat Kelebihan Kapasitas (Bag 2)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Tren Pemberantasan Korupsi Buruk, Jokowi Diwanti-wanti soal Komposisi Pansel Capim KPK

Nasional
Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Burhanuddin Muhtadi: KPK Ibarat Anak Tak Diharapkan, Maka Butuh Dukungan Publik

Nasional
Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Gerindra Kaji Sejumlah Nama untuk Dijadikan Bacagub Sumut, Termasuk Bobby Nasution

Nasional
Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Presiden Jokowi Bertolak ke Sultra, Resmikan Inpres Jalan Daerah dan Bendungan Ameroro

Nasional
Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Jokowi Bersepeda di CFD Sudirman-Thamrin sambil Menyapa Warga Jakarta

Nasional
KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

KPK Kantongi Data Kerugian Ratusan Miliar dalam Kasus PT Taspen, tapi Masih Tunggu BPK dan BPKP

Nasional
4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

4 Kapal Perang Angkut Puluhan Rantis Lapis Baja demi Pengamanan WWF ke-10 di Bali

Nasional
Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Prabowo Pilih Rahmat Mirzani Djausal sebagai Bacagub Lampung

Nasional
KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

KPK Masih Telusuri Pemberi Suap Izin Tambang Gubernur Maluku Utara

Nasional
Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Menhub Budi Karya Diminta Jangan Cuma Bicara soal Sekolah Kedinasan Tanggalkan Atribut Militer

Nasional
Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Potret 'Rumah Anyo' Tempat Singgah Para Anak Pejuang Kanker yang Miliki Fasilitas Bak Hotel

Nasional
Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Logo dan Moto Kunjungan Paus Fransiskus Dirilis, Ini Maknanya

Nasional
Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Viral Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk, Ini Klarifikasi Bea Cukai

Nasional
Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Pemilihan Calon Pimpinan KPK yang Berintegritas Jadi Kesempatan Jokowi Tinggalkan Warisan Terakhir

Nasional
Saat 'Food Estate' Jegal Kementan Raih 'WTP', Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Saat "Food Estate" Jegal Kementan Raih "WTP", Uang Rp 5 Miliar Jadi Pelicin untuk Auditor BPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com