Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Gangguan Jiwa, Pelaku Petasan Botol di Gereja Jago Tak Dipidana

Kompas.com - 14/04/2017, 08:12 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Djarot Padakova mengatakan, pihaknya masih akan memastikan kondisi kejiwaan Fahrudin (37), pelaku pelemparan petasan botol di depan Gereja Jago, Ambarawa.

Berdasarkan keterangan dari masyarakat setempat dan keluarga, pelaku mengalami gangguan jiwa.

"Enam tahun lalu juga sudah menjalani pengobatan gangguan jiwa," ujar Djarot kepada Kompas.com, Jumat (14/4/2017).

Djarot mengatakan, penyidik akan membawa pelaku ke rumah sakit jiwa untuk dilakukan pemeriksaan. Jika hasil tesnya positif, maka Fahrudin akan dilepas dari jeratan hukum.

"Kalau memang bisa dipastikan gangguan jiwa, tentunya tidak bisa kami lakukan proses hukum," kata Djarot.

(Baca: Pelaku Alami Gangguan Jiwa, Polisi Bantah Ledakan di Gereja Jago Aksi Terorisme)

Sejumlah bukti yang didapatkan di tempat kejadian perkara seperti botol dan mercon dibawa ke laboratorium forensik.

Djarot mengatakan, secara fisik, bisa dipastikan bahwa ledakan itu memang bersumber dari petasan mercon yang dimasukkan ke dalam botol kaca.

"Tidak membahayakan. Itu mercon kecil dan dibunyikan pas di balik pagar," kata Djarot.

(Baca juga: Polri Sebut Ledakan di Gereja Jago Ambarawa dari Petasan Botol)

Dari tempat tersebut, petugas menyita lima botol kaca, dua di antaranya sudah pecah, 16 buah petasan kembang api, sepasang sandal kulit warna hitam, sebuah topi rimba, sebuah serbet makan dan handuk kecil, korek api, serta pohon ketela yang terbakar.

Pasca-ledakan petasan itu, Gereja Santo Yusup atau Gereja Jago Ambarawa, mendapat penjagaan ketat dari TNI dan Polri.

Tak hanya personel, pasukan gabungan TNI/Polri juga menyiagakan kendaraan lapis baja dan beberapa anjing pelacak.

Kompas TV Dalam seminggu terakhir, polisi jadi korban kebrutalan kelompok terorisme di sejumlah wilayah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Bantah Bikin Partai Perubahan, Anies: Tidak ada Rencana Bikin Ormas, Apalagi Partai

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Saya Enggak Paham Maksudnya

Nasional
Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Jawaban Cak Imin soal Dukungan PKB untuk Anies Maju Pilkada

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk 'Presidential Club' | PDI-P Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo'

[POPULER NASIONAL] Prabowo Ingin Bentuk "Presidential Club" | PDI-P Sebut Jokowi Kader "Mbalelo"

Nasional
Kualitas Menteri Syahrul...

Kualitas Menteri Syahrul...

Nasional
Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 6 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com