Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berniat Investigasi Mitra Dagang, AS Diminta Kalla untuk Introspeksi

Kompas.com - 04/04/2017, 21:33 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai Pemerintah Amerika Serikat harus introspeksi sebelum mengeluarkan keputusan investigasi terhadap 16 mitra dagangnya.

Keputusan tersebut diambil Presiden Donald Trump lantaran AS mengalami defisit perdagangan.

Jusuf Kalla menjelaskan, selama ini barang yang diproduksi AS terkenal mahal. Hal itulah yang membuat Indonesia hanya sedikit mengimpor barang dari negeri Abang Sam itu.

Sebaliknya, barang produksi Indonesia terkenal murah, sehingga banyak dibeli pasar AS. Kondisi serupa juga dialami negara lain seperti China, Meksiko dan Kanada.

"Kalau terjadi begitu Amerika harus introspeksi, kenapa kita kurang mengimpor barang dari Amerika, karena mereka mahal. Dia tidak bisa mengatakan kalau Indonesia curang. Curang kenapa?" kata Kalla di Kantor Wapres, Selasa (4/4/2017).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2016, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai 15,6 miliar dollar AS sedangkan impor hanya 7,2 miliar dollar AS.

Artinya, neraca perdagangan Indonesia surplus 8,4 milliar dollar AS.

Sejumlah komoditas yang diekspor Indonesia ke Amerika, seperti minyak dan gas bumi, barang-barang garmen, mesin, serta alas kaki.

Sementara, impor Indonesia dari AS seperti pesawat garapan Boeing, listrik, serta mesin-mesin.

"Kita tidak pernah paksakan untuk beli barang Indonesia, tapi karena barang Indonesia baik dan murah jadi mereka beli. Jadi Amerika harus interospeksi diri kenapa barangnya mahal," ujar Jusuf Kalla.

Wapres Kalla menambahkan, Amerika Serikat selama ini kerap menyuarakan sistem perdagangan bebas di sejumlah kesempatan. Sebagai negara yang menganut paham kapitalis, wajar bila AS menerapkan sistem perdagangan tersebut.

"Tapi sekarang malah menyesalkan. Kan ini fair trade karena itu kan dijamin oleh WTO dan sebagainya. (Sekarang) tergantung kalau dikatakan curang, bagian mana yang curang," ucap Jusuf Kalla.

(Baca juga: Trump Investigasi Negara Mitra Dagang AS, Begini Sikap Pemerintah)

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memerintahkan adanya investigasi terhadap negara-negara 16 mitra dagang yang membuat AS mengalami defisit perdagangan, salah satunya Indonesia.

Perintah Donald Trump itu bertujuan untuk melindungi perekonomian AS dari praktik dumping, yakni praktik manipulasi dagang sehingga harga barang di luar negeri jauh lebih murah dari harga normal di negara produsen.

Selama ini, surplus perdagangan Indonesia-AS lebih dirasakan oleh Indonesia. AS justru lebih banyak mengimpor barang dari Indonesia ketimbang ekspornya.

Kompas TV Trump Rombak Perjanjian Dagang As-Tiongkok?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Pakar Sebut Penyitaan Aset Judi Online Bisa Lebih Mudah jika Ada UU Perampasan Aset

Nasional
Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Eks Pejabat Kemenkes Sebut Harga APD Covid-19 Ditentukan BNPB

Nasional
Transaksi Judi 'Online' Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Transaksi Judi "Online" Meningkat, Kuartal I 2024 Tembus Rp 101 Triliun

Nasional
Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Hari Ini, Gaspol Ft Sudirman Said: Pisah Jalan, Siap Jadi Penantang Anies

Nasional
Habiburokhman: Judi 'Online' Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Habiburokhman: Judi "Online" Meresahkan, Hampir Tiap Institusi Negara Jadi Pemainnya

Nasional
Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Baru 5 dari 282 Layanan Publik Pulih Usai PDN Diretas

Nasional
Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Penerbangan Garuda Indonesia Tertunda 12 Jam, Jemaah Haji Kecewa

Nasional
Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Perdalam Pengoperasian Jet Tempur Rafale, KSAU Kunjungi Pabrik Dassault Aviation

Nasional
Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Cek Harga di Pasar Pata Kalteng, Jokowi: Harga Sama, Malah di Sini Lebih Murah

Nasional
Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Kasus Korupsi Pengadaan Lahan JTTS, KPK Sita 54 Bidang Tanah dan Periksa Sejumlah Saksi

Nasional
Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Jokowi Klaim Program Bantuan Pompa Sudah Mampu Menambah Hasil Panen Padi

Nasional
Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Soal Izin Usaha Tambang Ormas Keagamaan, Pimpinan Komisi VII Ingatkan Prinsip Kehati-hatian dan Kepatutan

Nasional
Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Jokowi Pastikan Beras Bansos Berkualitas Premium, Tak Berwarna Kuning dan Hitam

Nasional
Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Minta Pemerintah Tetapkan Jadwal Pelantikan Kepala Daerah, Ketua KPU: Kalau Tak Ada, Bakal Repot

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com