Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Parpol Diminta Buat Komitmen dengan KPK untuk Ungkap Korupsi e-KTP

Kompas.com - 02/04/2017, 19:25 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Sekretariat Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Seknas Fitra), Yenny Sucipto mengatakan, anggota DPR sebagai pihak yang banyak disebut terlibat dalam korupsi pengadaan e-KTP harus kooperatif dengan penegak hukum.

Partai politik sebagai lembaga yang menaungi para anggota DPR itu pun diminta membuat komitmen dengan KPK untuk mengungkap hingga tuntas oknum yang terlibat dalam kasus itu.

"KPK bisa kerja sama dengan parpol untuk menghadirkan bukti otentik yang mengarah ke elite politik, legislatif, eksekutif, dan korporasi," ujar Yenny dalam diskusi di Jakarta, Minggu (2/4/2017).

Yenny mengatakan, jangan sampai muncul kesan bahwa parpol justru melindungi anggotanya yang terseret dalam kasus ini.

Sebab, semua anggota DPR yang disebut namanya dalam surat dakwaan telah membantah menerima uang untuk memuluskan proyek.

Jika KPK dan parpol bekerja sama, maka akan terungkap para aktor mulai dari perencanaan hingga implementasi e-KTP.

"Ini PR terberat KPK dengan teman-teman DPR dan parpol," kata Yenny.

Sebelum kasus ini mencuat, berdasarkan survei, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap DPR sudah rendah. Saat ini, kata Yenny, tingkat kepercayaan itu kian menurun.

"Kita sedih masyarakat bisa distrust. Ini kan soal moral," kata dia.

Masyarakat, menurut Yenny, ingin komitmen DPR untuk memperjuangkan hak rakyat berkaitan dengan masalah e-KTP.

Jika ingin meningkatkan kepercayaan masyarakat, kata Yenny, maka harus kooperatif dengan penegak hukum.

(Baca juga: Tak Sekedar Rugikan Keuangan Negara, Korupsi e-KTP Dinilai Cederai Demokrasi)

Hal yang sama diutarakan Direktur Eksekutif Perludem, Titi Anggraini. Titi mengatakan, kepercayaan masyarakat bisa pulih terhadap DPR asalkan ada penanganan hukum yang akutabel.

Partai diminta tidak jadi pihak yang menutup-nutupi, namun justru ambil bagian untuk menguaknya.

"Cara memperbaiki kepercayaan publik dengan menunjukkan komitmen ambil bagian menuntaskan kasus korupsi e-KTP," kata Titi.

Kompas TV KPK Lanjut Dalami Kasus Megakorupsi E-KTP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com