Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri LHK Kritik Kemajuan Program Perhutanan Sosial di Era SBY

Kompas.com - 20/03/2017, 15:37 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (20/3/2017).

Siti melapor soal perkembangan program Perhutanan Sosial.

"Bapak (Presiden) nanya, progresnya bagaimana, beberapa persoalan di lapangan seperti apa? Kan kawan-kawan sudah dengar, Bapaknya selalu bilang percepatan-percepatan. Jadi tadi kami bahas, dan besok akan kami rapatkan di rapat terbatas," kata Siti.

Siti menjelaskan, Perhutanan Sosial sebenarnya sudah diterapkan sejak pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

(Baca: Cerita di Balik Ketiadaan Api di Hutan Konsesi...)

Namun, program yang berpeluang memberi ruang kelola hutan bagi masyarakat ini belum tuntas sehingga tak bisa berjalan dengan baik.

"Belum firm itu artinya konsepnya seperti apa, dukungannya bagaimana, pemerintahnya ngapain, pemdanya ngapain, itu dari dulu tidak ada. Dari 2007 begitu saja," ucap Siti.

Di era Jokowi, lanjut Siti, kebijakan mengenai Perhutanan Sosial ini dikebut. Siti mengatakan, dari 2007 sampai 2017, sudah 825.000 hektar lahan hutan yang siap menjadi hutan sosial dan dikelola oleh masyarakat. Angka itu, kata dia, berkembang pesat sejak era Jokowi.

"Dalam 2015 saja kira-kira 130.000-an, dan 2016 140.000-an. Dan selama dua bulan di tahun 2017, progresnya cukup tinggi 178.000 hektar," ucap Siti.

(Baca: KLHK Mulai Antisipasi Kebakaran Hutan dan Lahan)

Namun, Siti menekankan bahwa hutan sosial ini tidak hanya sekadar luasnya. Harus diatur hal-hal lain seperti kualitas, dan hubungan antara hutan, masyarakat setempat serta developer.

"Dan juga bagaimana apabila misalnya arealnya itu bekas reboisasi yang tahun 1980-an. Jadi hal-hal seperti itu saya konsultasikan kepada Bapak, dan besok karena menyangkut beberapa kementerian, ya akan dirapatkan," ucap Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Pakar Hukum: PTUN Bisa Timbulkan Presen Buruk Jika Kabulkan Gugatan PDI-P

Nasional
Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Gerindra: Pak Prabowo Bisa Jadi Presiden Terpilih Berkat Doa PKS Sahabat Kami

Nasional
Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Pakai Pelat Palsu Anggota DPR, Pemilik Alphard dalam Kasus Brigadir RAT Bakal Dipanggil MKD

Nasional
Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Jokowi Soroti Banyak Program Pemerintah Pusat dan Daerah yang Tak Sinkron

Nasional
KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

KPK Tak Hadir, Sidang Gugatan Status Tersangka Gus Muhdlor Ditunda

Nasional
Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Sebut Prabowo Tak Miliki Hambatan Psikologis Bertemu PKS, Gerindra: Soal Teknis Saja

Nasional
Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi 'Doorstop' Media...

Saat Jokowi Pura-pura Jadi Wartawan lalu Hindari Sesi "Doorstop" Media...

Nasional
Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Dampak UU DKJ, Usia Kendaraan di Jakarta Bakal Dibatasi

Nasional
Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Eks Bawahan SYL Mengaku Beri Tip untuk Anggota Paspampres Jokowi

Nasional
Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Jokowi Harap Presiden Baru Tuntaskan Pengiriman Alkes ke RS Sasaran

Nasional
Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Pakar Hukum Sebut Kecil Kemungkinan Gugatan PDI-P ke KPU Dikabulkan PTUN

Nasional
Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi Rp 650 Juta bersama Pengacara

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Pengamat: Siapa Pun yang Jadi Benalu Presiden

Nasional
Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Syarat Usia Masuk TK, SD, SMP, dan SMA di PPDB 2024

Nasional
Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Jokowi Sebut Semua Negara Takuti 3 Hal, Salah Satunya Harga Minyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com