JAKARTA, KOMPAS.com - Yayat Cahdiyat, pelaku teror bom Bandung yang tewas oleh Densus 88 telah diotopsi.
Namun, belum ada pihak keluarga yang menjemputnya di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Sampai saat ini belum ada keluarga yang datang," ujar Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Pol Martinus Sitompul, di Kompleks Mabes Polri, Jakarta, Rabu (8/3/2017).
Martinus mengatakan, identitas jenazah telah diinformasikan dalam pemberitaan.
Selain itu, Densus 88 juga telah berupaya menghubungi pihak keluarga atau yang mewakilinya.
Namun, belum ada juga yang bertanggung jawab untuk membawa pulang jenazah Yayat untuk dimakamkan.
"Kami imbau supaya keluarganya bisa datang dan mengambil jenazahnya," kata Martinus.
Jika hingga waktu yang ditentukan, jenazah itu tak dijemput, maka polisi akan menguburkannya.
"Kalau tidak ada, kami akan makamkan sebagaimana aturan yang berlaku," kata dia.
Yayat meledakkan bom rakitannya di Taman Pandawa Bandung, tepat depan Kantor Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, Senin (27/2/2017) pagi.
Setelah meledakkan bom tersebut, Yayat melarikan diri ke Kantor Kelurahan Arjuna.
Di sana, terjadi baku tembak antara dia dengan Densus 88. Yayat sempat menantang Densus 88 untuk membebaskan rekan-rekannya yang ditahan dalam kasus terorisme.
Petugas Brimob Polda Jawa Barat kemudian melumpuhkan Yayat dengan sejumlah tembakan, setelah negosiasi gagal.
Ia tewas dalam perjalanan ke Rumah Sakit Bhayangkara Sartika Asih Bandung. Kemudian, jenazah Yayat dibawa ke RS Polri.