Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah MK Antisipasi Penyimpangan Penanganan Perkara Pilkada

Kompas.com - 27/02/2017, 14:58 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Mahkamah Konstitusi Arief Hidayat mengatakan, berbagai langkah terus dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam penanganan perkara pilkada serentak di Mahkamah Konstitusi.

Kekhawatiran adanya penyimpangan merebak menyusul dua kasus suap yang melibatkan hakim konstitusi, Patrialis Akbar dan Akil Mochtar. Kedua kasus itu ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi.

“Baru saja kita RPH (rapat permusyawaratan hakim), kita sepakat mari kita jaga. Di dalam persidangan kita tidak boleh membawa ponsel, di dalam ruang RPH juga,” kata Arief di Gedung MK, Senin (27/2/2017).

Selain itu, RPH juga akan dilakukan secara tertutup dan dijaga ketat. Sehingga, tidak ada satu pun putusan atau pembicaraan di RPH yang bocor ke luar ruangan.

(Baca: Hakim Konstitusi Genap, Ketua MK Punya Hak Putuskan Perkara)

MK juga telah menggandeng KPK untuk memberikan supervisi serta deteksi dini guna mencegah kasus serupa terjadi.

“Sehingga, kita harapkan dari kasus yang terakhir itu, ada efek jera bagi seluruh jajaran MK untuk tidak memperbuat hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh peraturan perundang-undangan,” ujarnya.

Lebih jauh, ia mengatakan, MK telah memasang CCTV di seluruh sudut ruangan Gedung MK.

(Baca: Ini Tahapan Penanganan Sengketa Pilkada Serentak di MK)

Sehingga, tidak ada satu pun tamu yang masuk ke dalam yang tidak termonitor kamera CCTV.

“Ini untuk mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan di masa yang akan datang,” kata dia.

Arief menegaskan, kasus yang menimpa Akil maupun Patrialis bersifat personal.

Meski MK diawasi KPK sekali pun, kata Arief, sulit untuk mendeteksi kasus tersebut.

“Yang penting bahwa kita sudah kerja sama dengan KPK, untuk selalu memberikan supervisi dan deteksi dini jangan sampai terjadi kasus yang terjadi baru saja,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com