Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Brand Power" Pariwisata Indonesia di Dunia Lemah

Kompas.com - 13/02/2017, 18:40 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kekuatan citra atau brand power pariwisata Indonesia di dunia internasional masih sangat lemah.

Demikian hasil survei PT TNS, perusahaan konsultan yang dipercaya pemerintah melakukan survei citra Indonesia di 16 negara penjuru dunia.

"Indonesia kurang diketahui banyak pengunjung internasional," ujar Tenaga Ahli Deputi III Kantor Staf Presiden Erik Sumartono saat memaparkan hasil survei, Senin (13/2/2017).

Berdasarkan wawancara kuantitatif pada 7.610 responden, 50 persen responden menyatakan pernah mendengar dan mengetahui banyak tentang Indonesia dan 50 persen responden menyatakan pernah mendengar namun hanya tahu sedikit tentang Indonesia.

Dari kelompok responden pertama, sebanyak 24 persennya menyatakan tidak pernah berkunjung ke Indonesia dan hanya 26 persen yang menyatakan pernah berkunjung ke Indonesia.

Dari kelompok responden yang menyatakan pernah berkunjung ke Indonesia, sebanyak 21 persen menyatakan tidak mengunjungi Indonesia secara rutin dan hanya 5 persen responden yang menyatakan mengunjungi Indonesia secara rutin.

"Dari pendapat responden itu, brand power paling kuat menurut para responden adalah Jepang, yakni dengan skor 14,8 persen dan Australia dengan skor 12,5 persen dan disusul Thailand dengan skor 9,4 persen. Indonesia berada pada skor 5,2 persen," ujar Erik.

Sejumlah faktor menjadi penyebab rendahnya brand power Indonesia di mata masyarakat dunia. Urutan pertama yakni aksesbilitas ke daerah wisata, disusul dengan keamanan dan stabilitas lingkungan dan kurang populer.

"Indonesia hanya dipandang kuat soal memberikan pengalaman yang berbeda dan unik dari pariwisata alam dan budaya serta orangnya yang ramah. Selain itu, Indonesia masih rata-rata dan lemah," ujar Erik.

(Baca: Deputi II KSP: Sentimen Anti-China Destruktif bagi Pariwisata)

Survei itu menyimpulkan beberapa hal. Salah satunya, pemerintah harus membangun perbedaan dari wisata di luar negeri.

 

Pemerintah disarankan mengolah aset pariwisatanya sehingga mampu memberikan pengalaman unik dan tak terlupakan kepada turis asing.

"Selain itu, penting pula menghilangkan sejumlah hambatan, yakni mewujudkan peraturan yang jelas dan konsisten, menciptakan situasi yang aman serta menjamin keselamatan turis hingga meningkatkan infrastruktur transportasi ke lokasi," ujar Erik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

Nasional
Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

Nasional
Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

Nasional
Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

Nasional
Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

Nasional
Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

Nasional
Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

Nasional
Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

Nasional
Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Gerindra Sebut Jokowi Justru Dorong Prabowo untuk Bertemu Megawati

Nasional
Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Tak Cemas Lawan Kandidat Lain pada Pilkada Jatim, Khofifah: Kenapa Khawatir?

Nasional
Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Khofifah Tolak Tawaran Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran, Pilih Maju Pilkada Jatim

Nasional
Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Soal Duetnya pada Pilkada Jatim, Khofifah: Saya Nyaman dan Produktif dengan Mas Emil

Nasional
Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Pertamina Goes To Campus, Langkah Kolaborasi Pertamina Hadapi Trilema Energi

Nasional
Respons Luhut Soal Orang 'Toxic', Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Respons Luhut Soal Orang "Toxic", Golkar Klaim Menterinya Punya Karya Nyata

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com