Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tito Sampaikan Tantangan Kebinekaan di Depan Praja IPDN

Kompas.com - 18/01/2017, 17:34 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

SUMEDANG, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menjadi salah satu pembicara dalam ceramah umum di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), Jatinangor.

Dalam paparannya, Tito menjelaskan soal tantangan keberagaman di Indonesia. Tito mengatakan, tantangan keberagaman yang muncul merupakan risiko negara heterogen.

"Tantangan internal dari faktor ekonomi. Ada kontrak sosial dengan pemerintah," ujar Tito dalam paparannya di IPDN, Jatinangor, Rabu (18/1/2017).

Tito mengatakan, pemerintah memiliki sejumlah aturan yang harus dipatuhi. Di sisi lain, ada pula kewajiban untuk memberikan perlindungan ke masyarakat.

Dan rakyat berhak menuntut haknya. Ketika pemerintah tak mampu memenuhi kontrak sosialnya, rakyat akan bergerak.

"Ada people power, menumbangkan pemerintah. Faktor lainnya yakni adanya ideologi, kritik. Tapi pucuknya faktor kesejahteraan," kata Tito.

Menurut Tito, struktur ekonomi di Indonesia masih berbentuk piramida yang didominasi kelas ekonomi bawah. Ketika masyarakat merasa tak sejahtera, berpotensi terjadi konflik .

Oleh karena itu, Tito menganggap tantangan kebinekaan itu bisa dihadapi dengan mengeliminasi konflik horizontal.

"Jaga stabilitas keamanan agar pembangunan berjalan. Mungkin tidak instan," kata Tito.

Selain itu, Tito menilai perlu adanya pengawasan agar kebebasan berpendapat tak kebablasan.

Berunjuk rasa dibolehkan, asalkan sesuai aturan. Publik juga boleh mengkritik, asalkan tak melampaui undang-undang.

"Berita hoax yang memicu konflik harus diatur. Aturan berserikat dan berkumpul, misalnya membentuk ormas, harus mematuhi hukum," kata Tito.

Kompas TV Presiden Minta Pelaku Intoleransi Ditindak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com