Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenlu Ingatkan WNI agar Tak Bergurau soal Bom di Bandara

Kompas.com - 18/01/2017, 16:34 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kementerian Luar Negeri mengingatkan kepada semua warga negara Indonesia di luar negeri untuk tidak bergurau soal bom, terutama ketika sedang berada di bandara untuk melakukan perjalanan atau transit.

"Hampir di seluruh dunia atau airport harus hati-hati. Penyebutan bahwa 'saya teroris' atau 'saya bawa bom', itu bisa diinterpretasikan lain," kata Juru Bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir di Kemenlu, Rabu (18/1/2017).

Beberapa waktu lalu, dua WNI asal Pasuruan, Jawa Timur, ditahan di Jeddah lantaran bercanda soal bom saat berada di dalam pesawat Royal Brunei Airlines.

(Baca: Kemenlu Dampingi 2 WNI yang Ditahan di Jeddah karena Bercanda soal Bom)

WNI bernama Triningsih Kamsir Warsi (50) dan Umi Widayani Djaswadi (56) itu diketahui baru merampungkan ibadah umrah.

Menurut Armanatha, kasus yang dialami kedua WNI itu bukan kali ini saja terjadi. Tak hanya WNI, ada pula warga negara lain yang juga bergurau tentang persoalan yang cukup sensitif itu.

"Kami sering dapat laporan. Jadi, kembali kami ingatkan agar dalam melakukan perjalanan hati-hati kita, ucapan kita, dan kami harap semua bisa ikuti aturan dan hukum berlaku yang berada," ujarnya.

Atas kasus yang menimpa Triningsih dan Umi Widyani, Armanatha menambahkan, Kemenlu telah memberikan pendampingan sejak awal.

(Baca: Bercanda soal Bom, Dua Anggota Jemaah Asal Pasuruan Ditahan di Jeddah)

KJRI Jeddah terus melakukan diplomasi dan negosiasi untuk membebaskan kedua WNI itu.

"Harapan kami, ini tidak berlangsung ke tingkat pengadilan. Karena itu, terus upaya negosiasi dan diplomasi dilakukan KJRI kita di Jeddah, termasuk memberikan keterangan dan jaminan bahwa yang bersangkutan itu, tidak mengucapkan kata itu secara serius," kata dia.

Kompas TV Bergurau Bawa Bom, 2 WNI Ditahan Petugas Bandara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

PDI-P Bukan Koalisi, Gibran Dinilai Tak Tepat Konsultasi soal Kabinet ke Megawati

Nasional
Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Jokowi Resmikan Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Nasional
Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Bawaslu Papua Tengah Telat Masuk Sidang dan Tak Dapat Kursi, Hakim MK: Kalau Kurang, Bisa Dipangku

Nasional
Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Sengketa Pileg di Papua Tengah, MK Soroti KPU Tak Bawa Bukti Hasil Noken

Nasional
Dilema Prabowo Membawa Orang 'Toxic'

Dilema Prabowo Membawa Orang "Toxic"

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi soal Kabinet ke Megawati, Pengamat: Harus Koordinasi dengan Prabowo

Nasional
Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Soal Kabinet Prabowo-Gibran, Pengamat Ingatkan Bukan Sekadar Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Digelar Hari Ini

Nasional
Menakar Siapa Orang 'Toxic' yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Menakar Siapa Orang "Toxic" yang Dimaksud Luhut, Lebih Relevan ke Kubu 01?

Nasional
Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili dalam Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com