Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pilkada Tak Semarak, Partisipasi Publik Bisa Menurun

Kompas.com - 26/12/2016, 20:33 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Nasional Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) Masykurudin Hafidz menilai, pelaksanaan Pilkada serentak 2017 tak semarak.

Penyebabnya, perhatian publik hanya terfokus pada Pilkada DKI Jakarta dan kasus dugaan penodaan agama yang menjerat salah satu calonnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Konsentrasi kita terlalu besar kepada Jakarta, yang itu juga soal hukum dan agama," ujar Masykurudin, saat dihubungi, Senin (26/12/2016).

Selain itu, pelaksanaan pilkada secara serentak, menurut dia, untuk mengurangi kegiatan yang bersifat hura-hura.

Misalnya, dengan kampanye yang lebih diarahkan pada pertemuan terbatas dan tatap muka.

Namun, kenyataannya, kegiatan kampanye seperti itu ternyata tidak banyak dilakukan.

Alat peraga kampanye (APK) juga dibatasi dan disediakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini membuat publikasi calon kepala daerah menjadi tidak banyak.

"Dalam konteks inilah yang kita sebut, memang pada akhirnya kampanye dalam Pilkada kita tak semarak," kata dia.

Ia menilai, kondisi ini tak ideal. Tak semaraknya gaung pilkada, kata Masykurudin, akan berdampak pada partisipasi para pemilih dalam pilkada.

"Jika informasi dan pengetahuan yang diterima minim maka akan berpengaruh terhadap kehendak untuk datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) dan menyalurkan hak pilihnya," lanjut dia.

Terkait ancaman menurunnya jumlah pemilih pada Pilkada Serentak 2017, pemerintah harus diminta lebih bekerja keras, terutama Kementerian Dalam Negeri dan KPU.

Salah satunya adalah dengan berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo.

"Minta tolong sama Presiden buat imbauan untuk menyemarakkan Pilkada," kata dia.

"Tentu yang enggak melanggar (aturan kampanye). Sebagai kepala pemerintahan mewujudkan tanggung jawab pelaksanaan pilkada," ujar Masykurudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Niat Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati soal Kabinet Dimentahkan PDI-P

Nasional
SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

SBY Doakan dan Dukung Prabowo Sukses Jaga Keutuhan NKRI sampai Tegakkan Keadilan

Nasional
'Presidential Club', 'Cancel Culture', dan Pengalaman Global

"Presidential Club", "Cancel Culture", dan Pengalaman Global

Nasional
Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Hari Ini, Hakim Agung Gazalba Saleh Mulai Diadili di Kasus Gratifikasi dan TPPU

Nasional
Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintahan

Respons Partai Pendukung Prabowo Usai Luhut Pesan Tak Bawa Orang "Toxic" ke Dalam Pemerintahan

Nasional
Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Bongkar Dugaan Pemerasan oleh SYL, KPK Hadirkan Pejabat Rumah Tangga Kementan

Nasional
Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Soal Maju Pilkada DKI 2024, Anies: Semua Panggilan Tugas Selalu Dipertimbangkan Serius

Nasional
Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Kloter Pertama Jemaah Haji Indonesia Dijadwalkan Berangkat 12 Mei 2024

Nasional
Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Saat Jokowi Sebut Tak Masalah Minta Saran Terkait Kabinet Prabowo-Gibran...

Nasional
'Presidential Club' Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

"Presidential Club" Ide Prabowo: Dianggap Cemerlang, tapi Diprediksi Sulit Satukan Jokowi-Megawati

Nasional
[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

[POPULER NASIONAL] Masinton Sebut Gibran Gimik | Projo Nilai PDI-P Baperan dan Tak Dewasa Berpolitik

Nasional
Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 8 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com