Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Ungkap Skenario Rencana Teror Bom ke Istana Negara

Kompas.com - 13/12/2016, 11:55 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bagian Mitra Divisi Humas Polri Kombes Pol Awi Setiyono mengungkap skenario para pelaku penemuan bom di Bintara, Bekasi, untuk mengincar Istana Negara.

Aksi tersebut rencananya dilakukan Minggu (11/12/2016).

"Dari hasil pendalaman, ya memang incarannya Istana Negara," ujar Awi di kompleks Mabes Polri, Selasa (13/12/2016).

Awi mengatakan, rencananya pelaku MNS dan AS mengantar DYN ke Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu pagi. Setelah itu, DYN berjalan ke arah Istana Negara dan meledakannya di sana.

Namun, rencana tersebut berhasil digagalkan karena Densus 88 menangkap para pelaku pada Sabtu (10/12/2016).

"Itu pengakuan dari para terduga pelaku soal rencana mereka. Alhamdulillah kan bisa kami gagalkan," kata Awi.

(Baca: Soal Penangkapan di Bekasi, Jokowi Sebut Ancaman Teroris Masih Ada)

Sebelum dilakukan penangkapan, tim Densus 88 mengikuti MNS dan AS dari Solo ke Jakarta menggunakan kendaraan roda empat. Mereka masuk ke Jakarta pada Sabtu sekitar pukul 14.00 WIB.

Setibanya di Jakarta, MNS dan AS menjemput DYN di daerah Pondok Kopi. DYN membawa kardus yang akan dikirimkan ke rumah orangtuanya melalui kantor pos di kawasan Bintara.

Kardus itu berisi pakaian dan surat wasiat untuk orangtuanya.

Setelah dari kantor Pos, DYN diantarkan ke kontrakan di kamarnya yang bernomor 104 di Jalan Bintara Jaya VIII, Bekasi. Saat itu, DYN turun membawa ransel berwarna hitam.

Setelah mengantar DYN, MNS dan AS pergi dan ditangkap di flyover Kalimalang. Setelah itu baru dilakukan penangkapan terhadap DYN pukul 15.50 WIB.

Awi mengatakan, mereka mengincar Istana Negara sebagai objek peledakan bukan berarti mengincar Presiden ataupun Pasukan Pengamanan Presiden yang tengah berjaga.

"Memang kan sasaran teror membuat masyarakat panik, menyebarkan rasa ketakutan, dan ini menunjukkan pada dunia bahwa mereka eksis, bahwa ISIS ini ada," kata Awi.

Kompas TV Inilah 7 Tersangka Teroris Bom Bekasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Menerka Peluang Anies dan Ahok Berduet di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Gibran Sebut Ada Pembahasan soal Kementerian Khusus Program Makan Siang Gratis, tapi Belum Final

Nasional
Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Pengamat: Jangankan 41, Jadi 100 Kementerian Pun Tak Masalah asal Sesuai Kebutuhan

Nasional
Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Utak-Atik Strategi Jokowi dan Gibran Pilih Partai Politik, PSI Pasti Dicoret

Nasional
Gibran Lebih Punya 'Bargaining' Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Gibran Lebih Punya "Bargaining" Gabung Partai Usai Dilantik Jadi Wapres

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Politis dan Boroskan Uang Negara

Nasional
'Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran'

"Golkar Partai Besar, Tidak Bisa Diobok-obok Gibran"

Nasional
Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Prabowo Ingin Tambah Menteri, Wapres Ma'ruf Amin Ingatkan Pilih yang Profesional

Nasional
[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

[POPULER NASIONAL] Jokowi Berkelakar Ditanya soal Pindah Parpol | PDI-P Beri Sinyal di Luar Pemerintahan

Nasional
Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Prabowo Diharap Tetapkan 2 Syarat Utama Sebelum Tambah Kementerian

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Ide Prabowo Tambah Kementerian Sebaiknya Pertimbangkan Urgensi

Nasional
Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Wacana Prabowo Tambah Kementerian Diyakini Bakal Picu Problem

Nasional
Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com