Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontras: Banyak Kekuatan Politik yang Ingin Gagalkan Pengungkapan Kasus Munir

Kompas.com - 27/11/2016, 18:08 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar menilai pemerintah Joko Widodo telah diintervensi pihak tertentu untuk tidak mengumumkan hasil investigasi Tim Pencari Fakta pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib.

Bahkan kini Kementerian Sekretaris Negara mengajukan banding atas putusan Komisi Informasi Publik (KIP) yang merekomendasikan pemerintah agar mengumumkan dokumen itu.

"Sejak awal kasus Munir muncul, banyak kekuatan politik yang mencoba menggagalkan pengungkapan kasus Munir," ujar Haris dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (27/11/2016).

Namun, Haris tidak menyebutkan pihak mana yang ia maksud. Dengan adanya gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta, Jokowi dianggap telah mengabaikan perintah hukum.

Pasalnya, dalam Keputusan Presiden Nomor 111 Tahun 2004, disebutkan bahwa pemerintah wajib mengumumkan hasil kerja TPF.

"Biasanya kalau situasi begini berarti ada tekanan, ada sesuatu kenapa sampai presiden nekat keluar dari kerangka rasionalitas hukum," kata Haris.

Menurut Haris, didaftarkannya gugatan ke PTUN menunjukkan tindakan politis untuk melindungi nama-nama tertentu yang disebutkan dalam dokumen itu. Nama-nama tersebut diduga terkait dengan pembunuhan Munir.

Sebelumnya Jokowi berkomitmen untuk menyelesaikan kasus Munir secepatnya. Namun, kata Haris, tindakan pemerintah kini justru bertolak belakang dengan komitmen tersebut.

Persidangan di PTUN kini sedang berjalan. Kontras pun sudah mempersiapkan tim kuasa hukum dan jawaban untuk menanggapi gugatan tersebut.

Namun, Jokowi dipandang bijak jika mencabut gugatan tersebut dan membuat langkah lain untuk menindaklanjuti salinan dokumen TPF yang sudah mereka terima dari pemerintahan sebelumnya.

"Saya khawatir ketidakmengertian Jokowi sebagai presiden. Dia punya wewenang memberdayakan pembantunya menindaklanjuti laporan tersebut, bukannya membuat perlawanan hukum," kata Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sita Mobil Mercedes Benz Terkait Kasus TPPU SYL, KPK: Kepemilikannya Dipindahtangankan

Sita Mobil Mercedes Benz Terkait Kasus TPPU SYL, KPK: Kepemilikannya Dipindahtangankan

Nasional
Prabowo Ajak Gibran Bertemu Presiden MBZ

Prabowo Ajak Gibran Bertemu Presiden MBZ

Nasional
Daftar Layanan Kesehatan yang Tidak Dijamin BPJS Sesuai Perpres 59 Tahun 2024

Daftar Layanan Kesehatan yang Tidak Dijamin BPJS Sesuai Perpres 59 Tahun 2024

Nasional
Buka Masa Sidang, DPR Janji Prioritaskan Penyelesaian 43 RUU Sebelum Masa Jabatan Berakhir

Buka Masa Sidang, DPR Janji Prioritaskan Penyelesaian 43 RUU Sebelum Masa Jabatan Berakhir

Nasional
KPK Duga SYL Kasih Uang dan Barang untuk Pedangdut Nayunda Nabila

KPK Duga SYL Kasih Uang dan Barang untuk Pedangdut Nayunda Nabila

Nasional
Hadiri Sidang Etik oleh Dewas KPK, Nurul Ghufron: Siapkan Diri dengan Baik

Hadiri Sidang Etik oleh Dewas KPK, Nurul Ghufron: Siapkan Diri dengan Baik

Nasional
KPK Geledah Kantor ESDM dan PTSP Provinsi Maluku Utara

KPK Geledah Kantor ESDM dan PTSP Provinsi Maluku Utara

Nasional
Prabowo Temui Presiden UEA, Terima Medali Zayed hingga Bahas Kerja Sama Pertahanan

Prabowo Temui Presiden UEA, Terima Medali Zayed hingga Bahas Kerja Sama Pertahanan

Nasional
Jokowi Pantau Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Janji Segera ke Sana

Jokowi Pantau Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Janji Segera ke Sana

Nasional
12 Kriteria Fasilitas KRIS Pengganti Kelas BPJS

12 Kriteria Fasilitas KRIS Pengganti Kelas BPJS

Nasional
Dewas KPK Panggil 10 Saksi di Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini, Salah Satunya Alexander Marwata

Dewas KPK Panggil 10 Saksi di Sidang Etik Nurul Ghufron Hari Ini, Salah Satunya Alexander Marwata

Nasional
Kasus TPPU SYL, KPK Sita Mercedes Benz Sprinter yang Disembunyikan di Pasar Minggu

Kasus TPPU SYL, KPK Sita Mercedes Benz Sprinter yang Disembunyikan di Pasar Minggu

Nasional
BMKG Prediksi Banjir Bandang di Sumbar sampai 22 Mei, Imbau Warga Hindari Lereng Bukit

BMKG Prediksi Banjir Bandang di Sumbar sampai 22 Mei, Imbau Warga Hindari Lereng Bukit

Nasional
DPR Gelar Rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang, Puan dan Cak Imin Absen

DPR Gelar Rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang, Puan dan Cak Imin Absen

Nasional
Kolaborasi Kunci Kecepatan Penanganan Korban, Rivan A Purwantono Serahkan Santunan untuk Korban Laka Bus Ciater

Kolaborasi Kunci Kecepatan Penanganan Korban, Rivan A Purwantono Serahkan Santunan untuk Korban Laka Bus Ciater

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com