JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pemerintah telah mendapatkan informasi terkait keberadaan dua nelayan warga negara Indonesia (WNI) yang diculik di perairan Sabah, Malaysia, pada Sabtu (5/11/2016).
Menurut Retno, berdasarkan informasi dari pihak intelijen, kedua WNI tersebut saat ini berada di wilayah Kepulauan Sulu, Filipina Selatan.
"Kami sudah mengetahui lokasi kedua WNI yang diculik beberapa waktu lalu di Sabah. Berdasarkan info dari intelijen yang saya dapatkan, mereka berada di Sulu," ujar Retno saat ditemui di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (11/11/2016).
Terkait peristiwa penculikan itu, Retno menjelaskan bahwa dia telah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Dato' Sri Anifah Aman di Kuala Lumpur pada Senin (7/11/2016) lalu.
Dalam pertemuan tersebut, Retno meminta perhatian khusus pihak Malaysia terhadap keamanan sekitar 6.000 WNI yang bekerja secara legal di kapal-kapal penangkap ikan Malaysia di sekitar perairan Sabah.
Selain itu, kata Retno, dia juga meminta peningkatan mekanisme pengamanan perairan oleh Eastern Sabah Security Command agar peristiwa penculikan tidak terulang.
Kedua menlu pun sepakat mewajibkan pemilik kapal melengkapi kapal dengan peralatan automatic identification system (AIS).
"Kemarin kami juga melakukan sosialisasi langkah pengamanan pelayaran kepada majikan dan para ABK kapal," ucap Retno.
"Malaysia berjanji membangun mekanisme quick response yang lebih baik serta membuat safety point di sejumlah pulau kecil di sekitar perairan Sabah," kata dia.
(Baca juga: Kemenlu Terjunkan Tim ke Sabah untuk Dalami Infomasi WNI yang Diculik)
Dua WNI yang diculik tersebut adalah nakhoda untuk dua kapal yang berbeda. Keduanya berasal dari Buton, Sulawesi Tenggara.
Mereka menakhodai Kapal SSK 00520 F dan SN 1154/4F. Informasi mengenai penculik belum diketahui.
Atas kejadian ini, Pemerintah Indonesia mengimbau para anak buah kapal Indonesia di Sabah untuk tidak melaut sementara waktu.
Mereka baru diperbolehkan berlayar sampai situasi keamanan dianggap kondusif.