Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Waspadai Ancaman Terorisme Hingga Konflik Antarnegara Selama Sidang Interpol

Kompas.com - 06/11/2016, 13:46 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Polri memetakan sejumlah gangguan yang kemungkinan bisa terjadi selama Sidang Umum Interpol berlangsung.

Kepala Bagian Pembinaan Operasi Polda Bali AKBP Ni Wayan Sri mengatakan, potensi gangguan keamanan itu dibagi menjadi tiga bagian, yakni gangguan secara internasional, nasional, dan lokal.

Hal utama yang diantisipasi yaitu ancaman terorisme, khususnya ISIS dan kelompok pengikut Santoso.

"Kita tidak bisa men-zero-kan ancaman ini, karena negara manapun tidak bisa menjamin bebas teroris. Kami, Bali, punya pengalaman pahit yang tidak boleh terulang lagi," ujar Sri di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Minggu (6/11/2016).

Ancaman lain yang perlu diantisipasi yakni konflik antarnegara yang menjadi peserta sidang umum Interpol.

Sri mengatakan, jangan sampai dengan bertemunya mereka dalam acara itu, maka tensi antarnegara bisa semakin naik.

Oleh karena itu, Polri khususnya Divisi Hubungan Internasional telah mengatur sedemikian rupa untuk meminimalisir potensi itu.

"Antisipasinya bagaimana penataan dari kedatangan, penginapan termasuk pengaturan tempat duduk ketika sidang berlangsung," kata Sri.

Di tingkat nasional, kepolisian juga mengantisipasi adanya gerakan lembaga swadaya masyarakat tertentu untuk berunjuk rasa.

Polri juga menghindari sabotase fasilitas Sidang Umum Interpol, seperti alat komunikasi, ketersediaan listrik, hingga makanan.

Sidang Umum Interpol digelar mulai Senin (7/11/2016) hingga Kamis (10/11/2016). Sebanyak 167 dari 190 negara peserta Interpol telah mengkonfirmasi kehadiran.

Rencananya, acara internasional ini akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akan menjadi pembicara pembuka dalam sidang tersebut.

Tito akan menyampaikan soal isu terorisme, sementara Susi akan menyampaikan permasalahan illegal fishing.

Dalam kegiatan ini, tak hanya Polri yang terlibat aktif sebagai penyelenggara. Sidang umum ini juga didukung oleh sekitar 22 kementeriam dan lembaga antara lain Direktorat Jenderal Imigrasi, Kementerian Luar Negeri, BNPT, Badan Narkotika Nasional, dan Kementerian Perdagangan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Tinggalkan KPK, Dirut Nonaktif PT Taspen Irit Bicara Sembari Bawa Sate

Nasional
Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 10 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Usul Prabowo Tambah Kementerian Diharap Bukan Politik Akomodatif

Nasional
Pakar Ungkap 'Gerilya' Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Pakar Ungkap "Gerilya" Wacana Tambah Kementerian Cukup Gencar

Nasional
Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Daftar Kepala BIN dari Masa ke Masa, Zulkifli Lubis hingga Budi Gunawan

Nasional
Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Gelar Halalbihalal, MUI Gaungkan Pesan Kemanusiaan untuk Korban Genosida di Gaza

Nasional
Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Perjalanan BIN 6 Kali Berganti Nama, dari Brani hingga Bakin

Nasional
'Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit'

"Prabowo Banyak Dikritik jika Tambah Kementerian, Baiknya Jaga Kebatinan Rakyat yang Sedang Sulit"

Nasional
Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Pengamat Nilai Putusan MK Terkait Sengketa Pilpres Jadi Motivasi Kandidat Pilkada Berbuat Curang

Nasional
PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

PPP Papua Tengah Klaim Pegang Bukti Kehilangan 190.000 Suara pada Pileg 2024

Nasional
Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Koarmada II Kerahkan 9 Kapal Perang untuk Latihan Operasi Laut Gabungan 2024, Termasuk KRI Alugoro

Nasional
Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com