Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Bawaslu: Sikap Apatis Bikin Partisipasi Publik di Pemilu Terus Turun

Kompas.com - 19/10/2016, 17:59 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Nelson Simanjuntak mengungkapkan, partisipasi masyarakat yang menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum terus menurun.

Bahkan, kata dia, ada satu daerah yang penggunaan hak pilihnya hanya sekitar 20 persen dari total jumlah daftar pemilih tetap. 

"Masyarakat apatis pada pemilihan. Malas datang. Mikirnya siapapun yang terpilih sama saja," ujar Nelson dalam diskusi di Jakarta, Rabu (19/10/2016).

(Baca: KPU DKI Targetkan Partisipasi Pemilih 75 Persen pada Pilkada DKI 2017)

Nelson mengatakan, pemilih yang datang ke tempat pemungutan suara karena punya "jagoan" untuk dipilih, hanya sebagian kecil.

Sisanya merupakan kerabat atau loyalis calon tertentu. "Yang memilih hanya yang punya emosional dengan calon atau timses. Atau diberikan uang transportasi," kata Nelson.

Menurut Nelson, tidak sedikit pemilih yang tergerak menggunakan hak suaranya setelah diberikan uang oleh calon tertentu.

Nelson menambahkan, kondisi ini membuat pemilihan umum menjadi tak berkualitas. Oleh karena itu, Bawaslu, sebagai bagian dari penyelenggara pemilu, terus berupaya untuk membenahi kondisi ini.  

(Baca: KPU: Partisipasi Pemilih pada Pilkada Serentak Mencapai 70 Persen)

Direktur Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia Sri Budi Eko Wardani menilai, partisipasi pemilih lebih disebabkan faktor kewajiban untuk memberikan suara.

Namun, pemilih yang berlandaskan ideologi dan substansi pemilu, masih rendah. Masyarakat masih menilai kampanye yang dilakukan oleh pasangan calon hanya sekadar "menjual" program, bukan menyerap aspirasi.

"Ini membuat kampanye tidak menarik bagi orang yang pendidikan tinggi karena hanya sekadar jargon semata," kata Sri.

Kompas TV Penyakit Utama Pilkada â?? Satu Meja

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Soal Presidential Club, Prabowo Diragukan Bisa Didikte Presiden Terdahulu

Nasional
Soal 'Presidential Club', Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Soal "Presidential Club", Golkar Yakin Prabowo Bisa Menyatukan para Presiden Terdahulu

Nasional
Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

Nasional
Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

Nasional
Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

Nasional
Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

Nasional
Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

Nasional
Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com