Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Libatkan BI Cek Keaslian Uang yang Digandakan Taat Pribadi

Kompas.com - 29/09/2016, 16:29 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan, polisi masih menghitung jumlah uang kertas yang disita dari padepokan Dimas Kanjeng Taat Pribadi.

Penyidik juga meneliti keaslian uang tersebut.

"Kami tidak bisa katakan ini uang asli atau palsu, tapi jelas sedang diteliti," ujar Boy saat dihubungi, Kamis (29/9/2016).

Pengecekan keaslian uang tersebut melibatkan ahli dari Bank Indonesia. Selain itu, uang tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk pengecekan dari segi bahan dan kandungan.

Boy belum dapat memastikan jumlah uang yang disebut telah digandakan Taat Pribadi.

"Belum bisa, yang jelas nilainya miliaran. Saya tidak bisa berspekulasi, yang pasti jumlahnya besar," kata Boy.

(Baca: Anak Buah Taat Pribadi Dibunuh Sebelum Jadi Saksi di Mabes Polri)

Polisi juga akan menelusuri lebih jauh apakah Taat Pribadi bisa dijerat pasal pencucian uang. Itu karena polisi sedang menyelidiki penipuan yang diduga dilakukan Taat Pribadi

Soal bungker yang ditemukan di Padepokan Dimas Kanjeng, Boy mengatakan akan segera dibongkar. 

"Akan dilakukan langkah olah TKP. Kami bongkar (bungker) dalam waktu dekat," kata Boy.

Taat Pribadi ditangkap satuan Polres Probolinggo dan Polda Jawa Timur di padepokannya, Kamis (22/9/2016).

Ia diduga dalang di balik pembunuhan dua mantan santrinya dalam dua waktu berbeda. Polisi menduga motif pembunuhan itu karena Taat Pribadi khawatir mantan santrinya membeberkan praktik penipuan dengan modus menggandakan uang.

Kasus penipuan itu kini tengah diselidiki Bareskrim Polri. Laporan korban yang merasa tertipu juga dilayangkan ke Polda Jawa Timur.

Taat Pribadi mulai diperiksa sebagai saksi atas dugaan penipuan dengan modus penggandaan uang. Sejak 2015 hingga 2016, setidaknya ada tiga laporan yang melaporkan dia atas dugaan penipuan.

Pertama dengan kerugian Rp 800 juta, kedua Rp 900 juta, dan terakhir Rp 1,5 miliar.

Kompas TV Dimas Kanjeng Diduga Terlibat Pembunuhan & Penipuan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com