Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koalisi Kekeluargaan Tak Solid karena Sejak Awal Tak Punya Konsep Matang

Kompas.com - 22/09/2016, 23:32 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsudin Harris menilai, tak solidnya Koalisi Kekeluargaan karena sejak awal terbentuk tak ada konsep matang yang dipersiapkan untuk menghadapi Pilkada DKI Jakarta 2017.

Koalisi Kekeluargaan digagas Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Gerindra, dan Partai Amanat Nasional.

PDI Perjuangan juga sempat bergabung dengan koalisi ini. Namun, PDI-P akhirnya memutuskan mendukung Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat yang sudah didukung Golkar, Hanura, dan Nasdem.

Harris mengatakan, faktor lain yang membuat Koalisi Kekeluargaan gagal karena dibentuk oleh pengurus partai di tingkat daerah.

Selain itu, belum punya kandidat yang akan diusung. Bahkan, ada yang menilai koalisi ini dibentuk hanya karena emosi atas dasar "Asal bukan Ahok".

"Koalisi kekeluargaan waktu itu kan diinisiasi, digagas oleh pemimpin partai pada level kedua dan ketiga. Bukan level utama. Sehingga mentah lagi, mentah lagi. Kutak-katik pasangan calon," kata Syamsudin saat dihubungi, Kamis (22/9/2016).

Syamsudin menilai, karena tak ada konsep awal yang matang, Koalisi Kekeluargaan mulai goyah.

Koalisi semakin pecah setelah PKS mengklaim bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sudah menyetujui kadernya, Mardani Ali Sera akan menjadi calon wakil gubernur Sandiaga Uno.

Empat partai lainnya merasa tak diajak berdiskusi soal pasangan calon ini.

"Kenapa PKB sama PPP resisten, sebab belum disepakati. Yang namanya koalisi mestinya diomongin," kata Syamsudin.

Adapun Gerindra dan PKS terus berkomunikasi dengan empat partai yang berkumpul di Cikeas, yakni Partai Demokrat, PPP, PAN, dan PKB.

Partai-partai tersebut terus mematangkan keputusan mengenai figur yang akan diusung menjadi penantang pasangan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Kandidat Versus Kotak Kosong pada Pilkada 2024 Diperkirakan Bertambah

Nasional
Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Rencana Prabowo Bentuk 41 Kementerian Dinilai Pemborosan Uang Negara

Nasional
Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Di MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10, Puan Suarakan Urgensi Gencatan Senjata di Gaza

Nasional
KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

KPK Sebut Kasus Gus Muhdlor Lambat Karena OTT Tidak Sempurna

Nasional
TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

TNI AL Ketambahan 2 Kapal Patroli Cepat, KRI Butana-878 dan KRI Selar-879

Nasional
Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Sejarah BIN yang Hari Ini Genap Berusia 78 Tahun

Nasional
Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Presiden Jokowi Bakal Resmikan Modeling Budidaya Ikan Nila Salin di Karawang Besok

Nasional
Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Di Forum MIKTA Meksiko, Puan Bahas Tantangan Ekonomi Global hingga Persoalan Migran

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Gibran Ingin Konsultasi Kabinet ke Megawati, Pengamat: Itu Hak Presiden, Wapres Hanya Ban Serep

Nasional
Prabowo Mau Bentuk 'Presidential Club', Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Prabowo Mau Bentuk "Presidential Club", Pengamat: Kalau Diformalkan, Berapa Lagi Uang Negara Dipakai?

Nasional
Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Hadiri MIKTA Speakers’ Consultation Ke-10 di Meksiko, Puan: Kepemimpinan Perempuan adalah Kunci Kemajuan Negara

Nasional
Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Polri Usulkan Penambahan Atase Kepolisian di Beberapa Negara

Nasional
Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Kopasgat Kerahkan 24 Sniper dan Rudal Chiron Amankan World Water Forum di Bali

Nasional
Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Sentil Prabowo yang Mau Tambah Kementerian, JK: Itu Kabinet Politis, Bukan Kabinet Kerja

Nasional
Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

Jelang Hari Jadi Ke-731, Pemkot Surabaya Gelar Berbagai Atraksi Spektakuler

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com