Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Kebudayaan Antikorupsi Dinilai Perlu untuk Hilangkan Dinasti Politik

Kompas.com - 19/09/2016, 16:36 WIB
Dimas Jarot Bayu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jelang pilkada serentak 2017, indikasi mengenai munculnya politik dinasti kembali mengemuka.

Ketua Pemuda PP Muhammadiyah Dahnil Azhar Simanjutak mengatakan, dinasti politik kerap terjadi di Indonesia karena masih melekatnya kultur feodal dalam masyarakat Indonesia. 

Menurut Dahnil, kultur masyarakat masih menjadikan figur petahana dan keturunannya sebagai simbol pemimpin yang sangat dihormati.

"Dinasti politik hadir karena adanya simbolisasi kebudayaan yang kuat dalam masyarakat," ujar Dahnil dalam Diskusi Berseri Madrasah Antikorupsi di Jakarta, Senin (19/9/2016).

Padahal, kata Dahnil, dinasti politik erat kaitannya dengan praktik korupsi. Dia mencontohkan ditangkapnya Ratu Atut Chosiyah ketika menjadi gubernur Banten karena kasus korupsi.

Namun, masyarakat seakan tak masalah dengan kasus korupsi yang melibatkan Atut.

Sebab, keluarga dan kerabat Atut tetap dihormati masyarakat di delapan kabupaten/kota, baik sebagai eksekutif maupun legislatif, sehingga dinasti politik di Banten tetap kuat.

"Ini terjadi karena masyarakat tingkat toleransinya tinggi terhadap praktik korupsi," kata Dahnil.

Untuk itu, kata Dahnil, penting mengubah cara pikir kebudayaan ini dalam masyarakat. Langkah tersebut dilakukan dengan mendorong gerakan kebudayaan antikorupsi.

Dengan mendorong kebudayaan antikorupsi, tambah Dahnil, dinasti politik yang sarat kepentingan bisa dikikis dan diwaspadai.

"Kami berusaha mendorong gerakan kebudayaan masif karena dorongan penegakan hukum positif tidak efektif. Tidak bisa dikerjakan satu, dua, tiga tahun, tapi berkepanjangan," ujar Dahnil.

Kompas TV ICW: Politik Dinasti Cenderung ke Perilaku Korup
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com