Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wasekjen PDI-P: Skenario Utama Saat Ini Mengusung Kembali Petahana

Kompas.com - 17/09/2016, 09:54 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Eriko Sotarduga mengakui, saat ini ada tiga skenario yang dimiliki PDI-P dalam mengusung pasangan calon di Pilgub DKI Jakarta.

Pertama, PDI-P berencana mengusung pasangan calon dari hasil uji kelayakan dan kepatutan enam bakal calon dari eksternal untuk dipasangkan dengan kader internal. Kedua, mengusung pasangan calon yang berasal dari kader internal. Ketiga, mengusung pasangan petahana, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

"Namun, saat ini skenarionya berubah, skenario ketiga jadi pertama, pertama jadi kedua, kedua jadi ketiga. Jadi, saat ini skenario utamanya mengusung kembali pasangan petahana. Itu sebenarnya yang terjadi di PDI-P," kata Eriko dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (17/9/2016).

Eriko menyampaikan alasan PDI-P dengan skenario utama saat ini karena petahana dinilai sesuai dengan harapan PDI-P dalam membangun Jakarta, meskipun Eriko mengakui kinerja Basuki-Djarot memang tidak sempurna.

Eriko menyebut ketidaksempurnaan itu ditutupi dengan kepuasan publik atas kinerja Basuki- Djarot. Hasil survei Poltracking Indonesia menyatakan kepuasan terhadap kinerja Basuki sebesar 68,72 persen dan kepuasan terhadap kinerja Djarot sebesar 52,05 persen.

"Jadi, masih terus kami kembangkan untuk DKI, belum ada keputusan, tetapi sejauh ini seperti itu. Alasan kami mengembangkan skenario pertama juga karena kepuasan publik yang harus diperhatikan," ujar Eriko.

Kompas TV Djarot Sebut Peluang Ahok Didukung PDI-P
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

 PAN Nilai 'Presidential Club' Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

PAN Nilai "Presidential Club" Sulit Dihadiri Semua Mantan Presiden: Perlu Usaha

Nasional
Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati untuk Susun Kabinet, Politikus PDI-P: Itu Hak Prerogatif Pak Prabowo

Nasional
LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir 'Game Online' Bermuatan Kekerasan

LPAI Harap Pemerintah Langsung Blokir "Game Online" Bermuatan Kekerasan

Nasional
MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

MBKM Bantu Satuan Pendidikan Kementerian KP Hasilkan Teknologi Terapan Perikanan

Nasional
PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

PAN Siapkan Eko Patrio Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Usai Dihujat Karena Foto Starbucks, Zita Anjani Kampanye Dukung Palestina di CFD

Nasional
Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Kemenag: Jangan Tertipu Tawaran Berangkat dengan Visa Non Haji

Nasional
'Presidential Club' Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

"Presidential Club" Dinilai Bakal Tumpang Tindih dengan Wantimpres dan KSP

Nasional
Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Soal Presidential Club, Pengamat: Jokowi Masuk Daftar Tokoh yang Mungkin Tidak Akan Disapa Megawati

Nasional
Gaya Politik Baru: 'Presidential Club'

Gaya Politik Baru: "Presidential Club"

Nasional
Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Kemenag Rilis Jadwal Keberangkatan Jemaah Haji, 22 Kloter Terbang 12 Mei 2024

Nasional
Luhut Minta Orang 'Toxic' Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Luhut Minta Orang "Toxic" Tak Masuk Pemerintahan, Zulhas: Prabowo Infonya Lengkap

Nasional
PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat 'Presidential Club'

PDI-P Yakin Komunikasi Prabowo dan Mega Lancar Tanpa Lewat "Presidential Club"

Nasional
Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Zulhas: Semua Mantan Presiden Harus Bersatu, Apalah Artinya Sakit Hati?

Nasional
Soal 'Presidential Club', Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Soal "Presidential Club", Yusril: Yang Tidak Mau Datang, Enggak Apa-apa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com