Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei CSIS: Kalahkan Ahok dan Prabowo, Jokowi Tokoh Politik Terkuat Saat Ini

Kompas.com - 13/09/2016, 22:24 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Joko Widodo akan menjadi tokoh dengan tingkat elektabilitas tertinggi jika Pemilu Presiden dilakukan saat ini. Hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan Centre for Strategic and International Studies (CSIS).

Direktur Eksekutif Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Philips J Vermonte mengatakan Jokowi mengalami kenaikan elektabilitas paling tinggi dibanding tokoh lainnya, yaitu 41,9 persen pada Agustus 2016.

Angka itu meningkat dibandingkan Oktober 2015, naik 5,8 persen dari 36,1 persen.

"Jokowi figur yang paling kuat di Indonesia," kata Philips di kantor CSIS, Jakarta, Selasa (13/9/2016).

Selain Jokowi, kenaikan elektabilitas juga dialami oleh Ridwan Kamil dari 3,6 persen menjadi 5,5 persen.

Selain itu, Susilo Bambang Yudhoyono naik dari 4,8 persen menjadi 5,6 persen.

Philips menyebutkan, Prabowo yang dulu bersaing dengan Jokowi, kini kehilangan 3,7 persen dibanding tahun sebelumnya. Dari 28 persen, elektabilitas Prabowo turun menjadi 24,3 persen.

Basuki Tjahaja Purnama juga mengalami penurunan elektabilitas sebesar 0,9 persen menjadi 4 persen.

(Baca: Survei CSIS: Usung Jokowi Jadi Capres 2019, PDI-P dan Golkar Raup Suara)

Menurut Philips, sebagian besar nama yang muncul memiliki pengalaman memegang kewenangan di eksekutif, baik sebagai pemerintah pusat maupun sebagai kepala daerah.

"Tren Indonesia akan mengarah ke sana. Capres akan lahir dari orang berpengalamn di bidang eksekutif, sebagai menteri atau kepala daerah. Ini menggantikan zaman dulu bahwa ya pimpinan jenderal, ketua partai yang belum tentu punya pengalaman eksekutif," ucap Philips.

Philips menilai saat ini masyarakat Indonesia melihat visi misi dari calon Presiden. Selain itu, juga melihat pengalaman dalam memegang kekuasaan di pemerintah.

Survei CSIS dilakukan dengan sampel 1.000 orang yang tersebar secara proporsional di 34 provinsi. Secara acak warga yang dipilih telah miliki hak pilih atau berusia 17 tahun ke atas.

Penarikan sampel sepenuhnya secara acak dengan mengunakan metode penarikan secara multi-stage random sampling. Penarikan sampel mempertimbangkan proporsi antara jumlah sampel dengan jumlah pemilih di setiap provinsi dan memperhatikan karakter wilayah perkotaan dan pedesaan.

Pengumpulan data dilakukan pada 8-15 Agustus 2016 melalui wawancara tatap muka mengunakan kuesioner terstruktur. Hasil survei memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin errro 3,1 persen.

Quality control terhadap hasil wawancara dipilih secara random sebesar 20 persen dari total sampel.

Kompas TV Golkar Dukung Jokowi Maju Pilpres 2019? -Satu Meja
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

Nasional
Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

Nasional
TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

Nasional
Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

Nasional
PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

PKS Klaim Punya Hubungan Baik dengan Prabowo, Tak Sulit jika Mau Koalisi

Nasional
Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Tak Copot Menteri PDI-P, Jokowi Dinilai Pertimbangkan Persepsi Publik

Nasional
Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Pengamat: Yang Berhak Minta PDI-P Cabut Menteri Hanya Jokowi, TKN Siapa?

Nasional
Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Klarifikasi Unggahan di Instagram, Zita: Postingan Kopi Berlatar Belakang Masjidilharam untuk Pancing Diskusi

Nasional
PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

PDI-P “Move On” Pilpres, Fokus Menangi Pilkada 2024

Nasional
Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Sandiaga Usul PPP Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Mardiono: Keputusan Strategis lewat Mukernas

Nasional
Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Rakernas PDI-P Akan Rumuskan Sikap Politik Usai Pilpres, Koalisi atau Oposisi di Tangan Megawati

Nasional
Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Bareskrim Periksa Eks Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Terkait Kasus Dokumen RUPSLB BSB

Nasional
Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Lempar Sinyal Siap Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Kita Ingin Berbuat Lebih untuk Bangsa

Nasional
Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Anies: Yang Lain Sudah Tahu Belok ke Mana, Kita Tunggu PKS

Nasional
Nasdem: Anies 'Top Priority' Jadi Cagub DKI

Nasdem: Anies "Top Priority" Jadi Cagub DKI

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com