Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Polisi Hutan yang Disandera: Diancam Dibakar dan Dibuang ke Sungai

Kompas.com - 06/09/2016, 17:57 WIB
Ihsanuddin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tujuh polisi hutan dan penyidik dari Badan Hukum Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang disandera sekelompok massa saat meminjau lokasi kebakaran hutan di Rokan Hulu, Riau, sempat diancam dibunuh.

Hal itu diceritakan Ketua Tim penyelidikan, Edu, dalam jumpa pers di Kantor Kementerian LHK, Selasa (6/9/2016).

Edu mengatakan, ia bersama enam penyidik lainnya tiba di lokasi sekitar pukul 11.00 WIB, Jumat (2/9/2016).

Saat itu mereka langsung menghubungi pihak PT Andika Permata Sawit Lestari (APSL) selaku pemilik lahan yang terbakar.

(Baca: Ketua MPR: Tindak Hukum Penyandera Polisi Hutan!)

"Pihak perusahaan mengizinkan kami masuk ke lokasi. Ada dua portal yang kami lewati," kata Edu.

Tim lalu mengambil dokumentasi lahan yang terbakar menggunakan kamera hingga drone.

Tim juga memasang plang yang berbunyi bahwa lokasi tersebut tak boleh diganggu hingga proses penyelidikan selesai.

Saat akan keluar lokasi pukul 16.00 WIB, tim menyadari ada seseorang yang mengikuti.

"Seseorang itu memberi informasi kepada orang yang ada di ponton. Ponton itu harusnya sudah siap kami naiki tapi ponton bergeser ke tengah sungai sehingga tak bisa lagi kami naiki," ujar Edu.

Tim lalu diminta turun dari mobil dan terlibat negosiasi dengan pihak perusahan dan sejumlah tokoh adat disana.

(Baca: Tujuh Polisi Hutan dan Petugas Disandera Usai Segel Lahan, Pemerintah Kini Incar PT APSL)

Mereka diminta menunjukkan surat tugas, mencabut plang yang sudah dipasang dan menghapus semua dokumentasi.

Namun setelah permintaan itu dipenuhi, muncul juga permintaan dari tokoh pemuda agar menghadirkan Menteri Kelautan dan Kehutanan Siti Nurbaya.

"Kami negosiasi sudah harga mati Menteri LHK yang diinginkan. Akhirnya, kami lapor ke Jakarta," kata dia.

Pukul 18.45 WIB, pihak dari kementerian LHK memberikan instruksi agar tim mempertahankan komunikasi yang kondusif, tak menggunakan senjata dan melakukan komunikasi dengan sebaik-baiknya.

"Kami lakukan apa yang diperintahkan tapi kondisi tak bisa dikendalikan dengan adanya kedatangan warga yang berjumlah ratusan. Karena datangnya menggunakan perahu, bukan tak mungkin mungkin ada yang mobilisasi," ucap Edu.

"Dalam kegelapan kami tak bisa melihat. Tapi beberapa orang, bukan satu orang, ada yang mengatakan 'bunuh saja mereka, bakar, dibuang saja ke sungai'. Dan itu tidak sekali dua kali. Beberapa kali ada yang melakukan provokasi," kata dia.

Baru pada Sabtu dini hari pukul 02.30 WIB, Kapolres Rokan Hulu menjumpai tim dan memperbolehkan tim meninggalkan lokasi dengan catatan kendaraan yang dipakai dan barang-barang ditinggalkan di lokasi. Akhirnya tim dievakuasi mengunakan truk ke polres setempat.

Kompas TV 7 Tim Kebakaran Hutan yang Disandera Sudah Bebas

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Sedih Wakil Tersandung Kasus Etik, Ketua KPK: Bukannya Tunjukkan Kerja Pemberantasan Korupsi

Nasional
Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Profil Indira Chunda Thita Syahrul, Anak SYL yang Biaya Kecantikan sampai Mobilnya Disebut Ditanggung Kementan

Nasional
Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Cak Imin: Larang Investigasi dalam RUU Penyiaran Kebiri Kapasitas Premium Pers

Nasional
Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Mantan Pegawai Jadi Tersangka, Bea Cukai Dukung Penyelesaian Kasus Impor Gula Ilegal

Nasional
Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Temui Jokowi, GP Ansor Beri Undangan Pelantikan Pengurus dan Bahas Isu Kepemudaan

Nasional
Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Grace Natalie dan Juri Ardiantoro Akan Jalankan Tugas Khusus dari Jokowi

Nasional
Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Jadi Saksi Karen Agustiawan, Jusuf Kalla Tiba di Pengadilan Tipikor

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Sita 66 Rekening, 187 Tanah, 16 Mobil, dan 1 SPBU

Nasional
Mengganggu Pemerintahan

Mengganggu Pemerintahan

Nasional
Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Daftar Aliran Uang Kementan kepada 2 Anak SYL, Capai Miliaran Rupiah?

Nasional
Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Jokowi Rapat Bahas Aksesi OECD dengan Menko Airlangga dan Sri Mulyani

Nasional
Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Korban Banjir Lahar di Sumbar hingga 16 Mei: 67 Orang Meninggal, 20 Warga Hilang

Nasional
Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Kemenag Beri Teguran Keras ke Garuda Indonesia soal Mesin Pesawat Rusak

Nasional
Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Spesifikasi HNLMS Tromp, Kapal Fregat Belanda yang Bersandar di Jakarta

Nasional
Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Banyak Pabrik Pindah dari Jabar dan Picu PHK, Menperin: Itu Perhitungan Bisnis

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com