JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) terus menjalin komunikasi untuk menggalang koalisi di Pilkada Banten tahun depan.
Meski belum mencapai kata sepakat, namun PPP berpeluang ikut mengusung Rano Karno jadi calon gubernur. Rano adalah gubernur petahana yang juga kader PDI-P.
"Arahnya memang opsi pertama PPP berkoalisi dengan PDI-P. Yang kami dengar PDI-P akan mengusung Rano Karno," kata Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (5/8/2016).
Jika koalisi direalisasikan, lanjut Arsul, maka PPP akan mengusung calon wakil gubernur. Beberapa nama telah disiapkan, baik dari kader internal maupun pensiunan birokrat.
"Mardiono kalau dari dalam. Ada Wakil Ketua DPRD Muflihah. Dari luar ada, misalnya masyarakat NU Banten mengusulkan Wali Kota Cilegon (Tb Imam Ariyadi), ada juga satu mantan birokrat," kata Arsul.
Arsul mengatakan, calon kepala daerah yang diusung harus punya kemampuan pemerintahan yang mumpuni. "Sebab di Banten agak gawat juga," imbuhnya. Adapun untuk Pilgub Banten, PPP mengantongi delapan kursi sedangkan PDI-P 15 kursi.
Untuk diketahui, jumlah kursi di DPRD Banten sebanyak 85 kursi.
UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada mengatur, partai politik atau gabungan partai politik dapat mengusung calon kepala daerah apabila mengantongi 20 persen kursi di DPRD atau 25 persen suara sah di pemilu legislatif.
Sebelumnya, beberapa nama disiapkan PPP untuk diusung di Pilkada Banten. Selain nama Mardiono, seorang pengusaha di Banten, ada juga nama Dimyati Natakusumah, kader PPP.