JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen (Pol) Rudy Sufahriadi sangat yakin bahwa salah satu dari dua terduga teroris yang tewas dalam baku tembak, Senin (18/7/2016), adalah Santoso.
Hal itu disampaikannya kepada wartawand, i Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (19/7/2016).
"Di atas 70 persen, itu Santoso," ujar Rudy.
Keyakinan itu didasarkan pada ciri-ciri fisik pada jenazah.
Pada salah satu jenazah, terdapat tahi lalat di kening.
Struktur wajah, kata dia, juga mirip sekali dengan Santoso sebagaimana yang terdata dalam foto Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri.
"Yang paling meyakinkan itu ada tahi lalat di antara alisnya," ujar Rudy.
Kini, jenazah yang diduga Santoso beserta satu jenazah lainnya sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polri Palu untuk proses identifikasi.
Dia tidak dapat memastikan berapa lama proses identifikasi akan selesai.
"Mudah-mudahan enggak lama," ujar Rudy.
Polisi sudah mendatangkan keluarga Santoso beserta teman-temannya untuk melakukan identifikasi melalui pengenalan fisik.
Selain itu, tim juga telah mendapat sampel DNA keluarga untuk dicocokkan dengan jenazah tersebut.
"Kalau face match tidak terlalu lama. Tapi keputusan hukummnya itu harus melalui tes DNA. Kalau match dua-duanya, pasti akan kami sampaikan," ujar Rudy.
Diberitakan, Satgas Operasi Tinombala terlibat baku tembak dengan kelompok Santoso di hutan wilayah Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah, Senin sore.
Dua orang kelompok itu tewas, sementara tiga lainnya melarikan diri.
Dua orang yang meninggal dunia berjenis kelamin laki-laki. Sementara, tiga orang yang melarikan diri terdiri dari seorang laki-laki dan dua perempuan.