Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri: Tidak Ada Cara Mujarab Antisipasi Aksi Teror Bom Bunuh Diri

Kompas.com - 06/07/2016, 10:21 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi teror bom kembali terjadi di beberapa negara menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Pada Senin (4/7/2016), aksi bom bunuh diri terjadi di tiga kota di Arab Saudi, salah satunya di kawasan Masjid Nabawi, Madinah.

Kemudian disusul aksi teror di Mapolresta Surakarta, Indonesia, Selasa (5/7/2016) pagi.

Kepala Polri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengakui bahwa sampai saat ini tidak ada cara yang ampuh untuk mengantisipasi aksi teror bom bunuh diri.

Berbeda dengan bentuk aksi teror lainnya, kepolisian sulit untuk melakukam deteksi awal atau menangkap pelaku teror bom bunuh diri sebelum melakukan aksinya.

"Namanya bom bunuh diri tak bisa diantisipasi. Anda mau tangkap di rumah, diledakkan di rumah. Anda mau tangkap di jalan, diledakkan di jalan. Ditangkap di penjagaan, diledakkan di penjagaan. Tidak ada upaya antisipasi yang mujarab," ujar Badrodin saat ditemui usai Shalat Id di Masjid Al Iklhas Mabes Polri, Jakarta, Rabu (6/7/2016).

(baca: Kapolda Jateng: Sidik Jari Pelaku Bom Bunuh Diri Milik Nur Rohman)

Badrodin menjelaskan, selama ini pihaknya sudah berusaha mendeteksi segala kemungkinan ancaman teror yang ada.

Bahkan, lanjut Badrodin, Polri berhasil mengurangi risiko aksi teror yang lebih besar dengan melakukan penangkapan terduga teroris di Surabaya.

Menurut Badrodin, tiga terduga teroris, yakni PHP, BRN, dan FN merencanakan aksi teror bom bunuh diri yang lebih besar.

(baca: Kapolri: Nur Rohman Diduga Pelaku Tunggal, Berasal dari Kelompok JADKN)

Saat penangkapan dilakukan, Densus 88 menyita barang bukti berupa tiga bom aktif berdaya ledak tinggi, dua pucuk senjata api laras panjang, senjata api laras pendek, cairan kimia, sangkur, hingga ponsel.

"Sudah saya sampaikan bahwa ada perintah dari juru bicara ISIS Abu Muhammad agar semua anggota ISIS melakukan aksi di bulan Ramadan. Kebetulan, kami sudah mengurangi risiko itu dengan melakukan penangkapan di Surabaya. Itu lebih besar dibanding ini. Aksi mereka direncanakan pada 17 Juni 2016," ungkap Badrodin.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Agus Rianto sebelumnya mengaku bahwa Polri mendapat peringatan dini dari interpol terkait rencana serangan teroris di Indonesia.

(baca: Sebelum Bom di Solo Meledak, Polri Dapat Peringatan dari Interpol)

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com